Lihat ke Halaman Asli

Gejolak Sabah: Kemungkinan Terburuk Bagi TKI

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beberapa hari terakhir pemberitaan di media massa tak luput menjangkau tentang pertikaian negara tetangga Malaysia dengan Kesultanan Sulu dari Filipina atas klaim wilayah Sabah yang saat ini merupakan salah satu negara bagian negeri Jiran. Dikabarkan bahwa telah puluhan korban tewas dari kedua pihak akibat peristiwa tersebut.

Seruan untuk penanganan konflik dengan cara-cara damai terlontar dari pihak Malaysia dan Filipina sebagai negara yang mempunyai kedaulatan atas Sulu. Faktanya kurang berpengaruh akan terciptanya  suasana yang kondusif di Lahad Datu, Sabah, karena di sisi lain Pihak Kesultanan Sulu tetap gigih dan bersikeras mempertahankan/merebut Sabah, yang secara historis adalah wilayah mereka yang diahdiahkan oleh Sultan Brunai.

Lalu, bagaimanakah nasib para TKI kita di Sabah ???

Kabar yang terus berkembang di beberapa media massa nasional menyebutkan bahwa jumlah TKI yang berada di sekitar kawasan perkebunan kelapa sawit di Sabah diperkirakan sekitar 8.000 orang. Namun, sekitar 600 jiwa TKI yang memang benar-benar berada di wilayah konflik, dan saat ini telah dievakuasi ke lokasi yang aman.

Selanjutnya KJRI memastikan semua WNI pekerja saat ini dalam kondisi aman, dan terus berkoordinasi dan memantau dengan aparat setempat, untuk memperoleh perkembangan terbaru seputar konflik sengketa lahan di Sabah.

Lalu, seberapa siapkah KJRI dan TKI kita jika terjadi "Kemungkinan Terburuk" ??

Sebagian pengikut-pengikut Kesultanan Sulu terdesak oleh militer Malaysia tentu akan melarikan diri ke wilayah-wilayah lain yang akan menjadi titik-titik baru/meluasnya konsentrasi wilayah konflik, di mana terdapat banyak TKI.

TKI yang berstatus legal mungkin saja akan lebih mudah untuk dievakuasi karena memiliki surat-surat yang resmi, dan dalam diri pribadi mereka tidak ada perasaan was-was jika pihak keamanan Malaysia melakukan pemeriksaan surat-surat sebelum evakuasi. Namun berbeda bagi  TKI yang berstatus Ilegal, selain keamanan yang terancam akibat konflik, juga merasa was-was jika dilakukan pemeriksaan surat-surat sebelum evakuasi, hingga memungkinkan mereka memilih untuk sembunyi untuk menghindari sanksi dari pihak keamanan. Sedikit tambahan bahwa seperti yang kita saksikan di televisi, antara ciri-ciri fisik orang-orang Sulu dengan Indonesia bisa dikatakan mirip, sehingga sedikit kemungkinan bagi militer Malaysia untuk membedakan yang mana musuh dan yang bukan musuh.

Oleh karena itu, bagaimanapun juga, legal tidaknya status TKI kita di Malaysia, pemerintah Indonesia melalui konsulat-konsulatnya tetap harus bekerja ekstra keras memperhatikan keamanan Saudara-Saudara kita di sana.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline