Sebanyak 204 Juta data Pemilih tetap (DPT) Komisi Pemilihan Umum mengalami kebocoran, diduga data ini dibobol dan dijual di Internet senilai Rp 1,2 Miliar.
Informasi ini diungkap pertama kali oleh Teguh Aprianto seorang konsultan keamanan Cyber pada Selasa 28 November 2023 kemarin. Dirinya (Teguh Aprianto) mengshare tangkapan layar lewat sosial X @secgron, dia menampilkan unggahan Hacker yang bernama Jimbo ini dengan Caption "KPU.GO.ID 2024 Voters RAW DATABASE". Pembobol ini diklaim telah mendapatkan sekitar kurang lebih 252 Juta data Daftar Pemilih Tetap.
Data yang dibobol ini berisi NIK, Nomor KK, Nomor KTP, Nomor Paspor dari pemilih luar negeri, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, dll.
Tentunya data ini sangat penting bagi KPU, disamping keadaan sekarang ini yang sedang bergejolak pepolitikan yang ada di Indonesia ini tentu akan berpengaruh pada pesta Demokrasi yang akan di laksanakan 2024 nanti. ketika ratusan data itu dibobol bisa saja digunakan untuk hal-hal yang bisa memicu pemilu ini bisa mengubah hasil rekapitulasi suara pemilu.
Ketua Lembaga Keamanan Siber Communicatiton and Information System Security Research (CISSReC ) menyatakan dirinya telah berusaha memverifikasi data sampelnya dengan secara acak melalui laman website CEKDPT.
peretasan Situs KPU ini juga sempat terjadi pada 2020 silam, dimana pada saat itu kurang lebih 2,3 juta DPT Indonesia pernah dibocorkan, peretas itu menggunakan anonim sebagai "Underthebeach". kemudian dua tahun selanjutnya pada 2022 akun anonim yang bernama "Bjorka" mengklaim sempat memiliki 105 Juta data penduduk dari Indonesi dari hasil dia meretas Situ Komisi Pemilihan umum. lalu dia menjualnya dengan harga 77 Juta Rupiah. sekarang kemudian kembali mencuat kasus peretasan lagi di KPU.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H