Apa yang terpikirkan saat mendengar Jepara, salah satu daerah di Jawa Tengah? Dominan orang akan menyebut kota kelahiran Raden Ajeng Kartini, pahlawan yang memperjuangkan emansipasi wanita sejak zaman penjajahan Belanda, atau Kota Ukir.
Ternyata lebih dari itu, Jepara memiliki tradisi yang unik yang disebut Prasah. Tradisi ini muncul dan dilestarikan warga Desa Sidigede Kecamatan Welahan.
Tradisi ini hanya bisa dilakukan oleh orang berduit. Loh, kok bisa? Begini, Prasah merupakan bentuk pemberian maskawin atau seserahan dari mempelai pria kepada calon istrinya berupa seekor kerbau.
Uniknya, proses pemberian hantaran itu dilakukan dengan kirab, mengarak kerbau dari rumah mempelai pria menuju rumah mempelai wanita. Sebelumnya, diawali dengan doa dari seorang sepuh atau tokoh adat setempat.
Kerbau yang siap diarak itu diikat dengan tali dan dipegang sedikitnya 10-15 orang. Di sepanjang perjalanan kerbau itu akan dibuat marah oleh warga. Semakin kerbau mengamuk, tradisi Pasrah semakin semarak. Ditambah lagi dengan kesenian pengiring, seperti obrot, barongan atau musik tongtek.
Konon, tradisi Prasah ini terinspirasi kisah Joko Tingkir yang harus menaklukkan kerbau sakti untuk membuktikan cintanya kepada putri kerjaaan Demak, kala itu.
Hingga saat ini, warga Sidigede masih melestarikan tradisi tersebut, di tengah gempuran budaya-budaya asing dan baru. Kalau di daerah ada tradisi apa?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H