Jum'at, 05 Agustus 2022 Kelompok KKN Tematik 07 melakukan survey di beberapa tempat, salah satunya di Sebuah Home Industri rambut palsu yang mana terdapat 2 lokasi. Lokasi pertama terletak di Dusun Grugul, Desa Sukoreno yang dikembangkan oleh keluarga Ibu Maimunah atau dikenal dengan Ibu Mai telah dirintis turun temurun sejak tahun 90-an.
Rambut yang dikelola didapatkan dari hasil setoran petani rambut yang menjual langsung ke rumah Ibu Mai dan dalam sehari mendapatkan setoran sebanyak 20 kilogram mentahan rambut untuk dikelola setiap harinya oleh para pegawai. Dalam sehari Ibu Mai bisa meraup keuntungan sebesar 1 juta untuk per kilogram-nya.
Ibu Mai memiliki 10 orang pegawai yang membantu dalam memproduksi dan mengolah rambut palsu. Dalam sekali produksi disetiap harinya bisa menghasilkan 1,5 kilogram jika dikerjakan dengan dua orang pekerja. Pemilik mendistribusikan hasil pengolahan rambut dari berbagai kota, seperti Magelang, Purwokerto, dan Probolinggo dan daerah sekitarnya, bahkan sampai pada Ibukota Jakarta.
Usaha rambut palsu selanjutnya terletak pada Dusun Gumuk Baung, Kalisat Jember. Usaha rambut palsu atau yang bisa di sebut Hair Blitz ini sudah berjalan selama 3 generasi dari tahun 1960-an hingga sampai saat ini, Dengan pemilik usaha saat ini bernama Bapak Fadri. Beliau melakukan usaha ini bersama 2 karyawannya.
Usaha ini sudah terbilang cukup lama dikarenakan pengiriman yang dilakukan sudah menjangkau ranah luar negeri yaitu Eropa. Industri ini hanya menyediakan bahan baku rambut dan tidak mengelola menjadi produk siap pakai.
Harga jual rambut ini bisa terbilang cukup tinggi karena per kilogram nya bernilai hingga 3 Juta. Pada kurun waktu satu minggu, pabrik ini bisa menghasilkan rambut mencapai 50 kg.
"Kualitas rambut di Indonesia terbilang lebih bagus dan berkualitas daripada rambut dari negara lainnya" ujar Bapak Fadri.
Pengiriman yang dilakukan di dalam negeri pada daerah Purwokerto, Jawa Tengah. Ukuran rambut yang dijual terdapat 2 jenis yaitu pendek (30 cm) dan panjang (60-70 cm).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H