Lihat ke Halaman Asli

wike adinda

mahasiswi sastra indoneisa universitas pamulang

Perkembangan Suatu Wayang dari Masa ke Masa

Diperbarui: 17 Desember 2022   15:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pastinyah sudah tidak asing lagi bagi kalian yang sudah mengenal wayang,namun tetapi kemungkinan banyak yang belum mengetahui sejarah wayang dari masa ke masa,nah disini saya wike adinda,Tria amelia,Najwa Fitrati Laila Sodiq dan Muhamad farhan. akan sedikit menjelaskan bagaimana suatu sejarah perkembangan wayang dari masa ke masa. wayang itu merupakan kata dari ma hyang yang artinya yaitu menuju kepada roh spritual, para dewa,bahkan sang kuasa. wayang itu merupakan suatu seni pertunjukan tradiosonal yang sudah ada sejak lama(FRN Awalin,2018).yang dimana wayang termasuk kedalam sastra tradiosonal yang memenuhi kualifikasi karya master peace, karya sastra atau budaya adiluung. wayang memiliki ciri yang sangat dominan yaitu ciri yang estetik. wayang mengandung cerita  yang menganut nilai estetika timur yaitu keseimbangan,kesatuan,keteraturan,focus variasi,pola karakteristik.dan selain itu ,wayang juga tidak membedakan stuktur tragedi komedi yang menekankan keindahan rasa sekaligus menjadi ensiklipedia hidup.

Menurut salah satu ahli Bayu Anggoro dalam jurnalnya yang berjudul wayang dan seni pertunjukan ,yang menjelaskan mengenai suatu asal usul wayang yaitu sebuah warisan budaya nenek moyang  yang diperkirakan telah ada sejak abad+1500 tahun SM. wayang merupakan salah satu jenis pertunjukan yang sering diartikan sebagai suatu bayangan yang tidak jelas atau samar-samar ,bergerak kesana kemari.bayangan yang samar tersebutlah yang diartikan sebagai suatu gambaran perwatakan manusia,(Anggoro,B.2018).

Bustomi suwaji dalam (Anggoro,B.2018). berpendapat bahwa wayang merupakan salah satu potret kehidupan yang berisi sanepa,piwulung dan pitudah .wayang berisi suatu kebiasaan hidup,tingkah laku manusia yang dialami sejak lahir,hidup,meninggal yang semuanya itu merupakan suatu proses alamiah. Dalam proses ini manusia senantiasa mengupayakan keseimbangan dengan alam,bahkan sesama manusia,dan tuhan sebagai sang pencipta.

wayang telah menjadi identitas budaya indonesia yang sangat melekat pada seluruh masyarakat. bahkan pada saat ini,wayang tidak hanya menjadi kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat jawa saja,tetapi sudah menjadi suatu identitas kebudayaan nasional.wayang juga saat ini telah duakui oleh dunia sebagai warisan nenek moyang yang ada di indonesia. pada 7 november 2003, UNESCO memproklamasikan wayang sebagai Masterpiece of Oral and Itangible Heritage of Humanity.selanjutnya pada tanggal 5-8 september 2007 dipalembang ,ASEAN mendirikan Asosiasi wayang  ASEAN (ASEAN Puppetry Assocstiation) yang bersidang untuk pertama kalinya yang dihadiri negara-negara salah satunyha indonesia ,filipina,thailand ,mnyamar,laos ,singapure,brunei darusalam ,dan kamboja.

Ditengah gempuran dunia moderen saat ini,eksitensi wayang tidak pernah pudar tetapi perkembangannya sudah semakin maju.pementasan wayang pada saat ini tidak lepas dari suatu perubahan sejak awal mula wayang diciptakan dan ditemukan.perubahan wayang terjadi sesuai dengan kebutuhan dan perubahan zaman.

sedikit pemaparan tentang suatu perkembangan wayang dari masa kemasa 

Wayang Pada Masa Prasejarah Hingga Masa Hindu-Budha

awal mula perkembangan wayang berasal dari jawa. menurut (FRN Awalin,2018) dalam jurnalnya, asal mula kata wayang itu yaitu hyang yang berarti roh spritual yang pada saat itu dipercaya oleh masyarakat jawa sebelum datangnya hindu-budha. pada masa itu,wayang digunakan untuk media atau sarana yang digunakan untuk suatu ritual guna untuk dimintai pertolongan.upacara yang dilakukan oleh masyarakat jawa yang bersifat magis-religius.Masyarakat prasejarah dulu melakukan upacara tersebut dengan dipimpin oleh syaman (orang sakti).wayang pada saat itu hanya berfungsi sebatas media ritual dan belum berfungsi sebagai alat kesenian. upacara ritual tersebut dinamakan pentas bayangan.

 pada sekitar abad ke-9 hingga ke-10 M. wayang mengalami suatu perubahan .perubahan wayang dipengaruhi oleh masuknya hindu-budha.wayang yang sebelumnya digunakan sebagai media atau sarana ritual diubah menjadi salah satu pertunjukan .sebagai sebuah pertunjukan pada awalnya bersifat sakral dan hanya dimainkan di dalam istana.hal inilah yang membuat pengaruh sisa-sisa kebudayaan wayang pada masa pra Hindu-budha. adanya karakter yang diciptakan pada masa ini yaitu seputar orang-orang istana,seperti raja,patih dan menteri. pada awal hindu-budha,pertunjukan wayang tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya.perbedaan yang mungkin saat ini mencolok adalah digantinya kulit kayu dengan kulit hewan, inilah suatu cikal bakal wayang kulit purwa.puji-pujian dan bunyi-bunyian yang pada masa pra hindu menjadi pengiring wayang kemudian diganti dengan iringan suluk atau sindenan dan musiknya diganti dengan gamelan. wayang kemudian banyak dipengaruhi dengan cerita mahabarata dan ramayana takala semakin masifnya pengaruh kebudayaan hindu-budha dijawa.

pada zaman masa pemerintahan mataram II bentuk wayang mulai di sempurnakan dan diciptakan tokoh-tokoh seperti buta prapatan yaitu cakil,buta terong,buta rambut geni dll. selanjutnya juga,pada masa kerajaan surakarta pujangga muncul suatu karya sastra tu;is tentang cerita wayang yang pustaka raja.pura yang dijadikan pakem.namun,buku itu tidak lagi bersumber dari kitab mahabarata dan ramayana melainkan dari kumpulan cerita rakyat.

Anggoro dalam jurnalnya yang berjudul wayang dan senu pertunjukan juga menjelaskan bahwa pada masa majapahit model wayang diganti menjadi kain. yang digambar ditas kain dan sudah diberi warna. jumlah wayang yang cukup banyak dan sudah dilengkapi dengan kelir ,saron,kemanak,suluk,dan sinden. Hal ini dapat diketahui dengan suatu sair warta sancaya bait ke 93. pada tahun 1361 dibuat suatu wayang beber dari kertas yang sudah diiringi gamelan slendro.suatu pertunjukan wayang pada zaman ini dilakukan pada malah hari,dirumah atau tempat yang dianggap kramat oleh orang sakti, kepala keluarga,atau kadang-kadang oleh raja sendiri.di jawa timur seni pewayangan masih tetap berfungsi untuk salah satu kegiatan ritual den menjadi sarana untuk mendukung wibawa kekuasaan raja,(Anggoro,B.2018).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline