Lihat ke Halaman Asli

Wikan Widyastari

An ordinary mom of 3

Akhirnya Isue Daycare Dibahas Tom Lembong

Diperbarui: 11 Januari 2024   08:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di acara locker Room Timnas Amin, yang menghadirkan Thomas Lembong, akhirnya sampai ke bahasan Daycare. Sebagai pemilik dan penggiat Pendidikan Anak Usia Dini, dimana salah satu layanannya adalah Daycare ini, saya sangat senang bahwa isue ini akhirnya diantara para capres, ada yang membahas dan memperhatikan.

Apa itu daycare? Daycare adalah tempat penitipan anak selama jam kerja, yang dikelola oleh pihak atau yayasan tertentu dengan berbagai fasilitas. Di daycare anak-anak juga akan didampingi dan diasuh oleh orang-orang yang berpengalaman dalam memantau tumbuh kembang anak. Layanan daycare  ramah anak ini mengutip Asisten Deputi Pemenuhan Hak atas Pengasuhan  Kementrian  PPA adalah pengasuhan sementara anak usia 0 sd 6 tahun dari orang tua yang bekerja dengan tujuan untuk memastikan agar anak tetap mendapatkan pengasuhan yang sesuai dengan hak-hak dasarnya dengan memperhatikan perkembangan mereka. (paudpedia.kemdikbud.go.id)

Berdasarkan data profil usia dini pada tahun 2021 terdapat 4 dari 100 anak usia dini yang mengalami pengasuhan yang tidak layak. Tentu saja hal ini harus menjadi keprihatinan kita bersama, dan harus diatasi dengan kerja sama atau sinergi antara berbagai pihak agar angka bisa diturunkan, dan anak-anak mendapatkan hak-haknya untuk  bertumbuh dan berkembang menjadi anak yang  sehat, jasmani, rohani, mental dan spiritualnya  dan kecerdasannya dengan baik


Sudah sangat lama, kami sebagai pemilik dan penggiat PAUD, mengetahui bahwa kebutuhan akan daycare ini sangat tinggi di masyarakat, mengingat saat ini, hampir tiap keluarga, suami istri sama -sama bekerja agar mampu menghidupi keluarga secara layak. Namun harus diakui bahwa biaya untuk bisa memasukkan anak, terutama bayi, dimana masa cuti ibu melahirkan sudah selesai dan harus kembali lagi bekerja, cukup besar. Tentu saja karena masalah biaya ini, membuat banyak keluarga   yang tak mampu menitipkan anaknya di lembaga daycare. Akhirnya mereka tak punya pilihan lain,selain menitipkan bayinya pada nenek nya, atau  bahkan ada  menitipkan di tetangganya. 

Tentu saja ini sangat memprihatinkan, karena,nenek, seharusnya tidak lagi harus dibebani membesarkan dan merawat bayi, karena secara usia, pada umumnya nenek ini seharusnya sudah selesai tugasnya dan hanya menikmati hidupnya untuk dirinya sendiri, lebih banyak waktu untuk mengaji, berdoa, dan hal-hal lain yang tidak terlalu berat. Karena Nenek tidak di desain Allah untuk mengasuh cucu, dan tidak punya hormon untuk itu. Sudah tak ada tenaga lagi untuk itu (mengutip kalimat Ibu Elly Risman) Jadi memang seharusnya nenek tidak boleh diserahi untuk mengasuh cucu apalagi yang masih bayi. Kalau hanya sekedar mengawasi dan bayi ini punya baby sitter  sendiri tentu tidak apa-apa. Nenek akan mengawasi dan menjaga agar baby sitter ini bisa merawat bayi sebaik-baiknya ketika ibunya bekerja di luar.

 Tapi kenyataanya banyak keluarga yang tidak mampu membayar jasa baby sitter yang cukup besar. Sehingga, mereka kadang hanya menggaji pembantu yang tidak punya ketrampilan khusus merawat bayi, apalagi mengetahui tahap perkembangan bayi. Kasus yang muncul, yang sering saya temukan juga adalah para pembantu yang tidak memilik ketrampilan dan pengetahuan membesarkan bayi ini, pada akhirnya hanya berbuat, yang penting bayinya anteng, diam, dan pada tahun-tahun selanjutnya, muncul masalah anak-anak balita yang mengalami speech delay,  bahkan ada yang sampai usia 4 , 5 tahun belum mampu berkomunikasi. Setelah ditelusuri ternyata anak ini tiap hari hanya tinggal berdua dengan pembantunya, yang juga punya tugas rumah tangga yang lain yang cukup banyak, sehingga yang dilakukan hanya agar anaknya diam, tidak rewel,  dia hanya akan disetelkan TV, nonton kartun, bahkan suara tv pun tidak dibunyikan. Pembantu tidak atau jarang mengajak bicara. Bahkan ketika orangtuanya pulang kerja pun si anak tidak diajak bicara. Pada beberapa kasus bahkan si anak ini tidak tahu namanya sendiri dan tidak bereaksi apapun ketika namanya dipanggil.

Ada banyak kasus-kasus yang lain, muncul menjadi masalah, ketika pengasuhan anak tidak dilakukan dengan baik. Karena itu sangat penting bagi negara untuk mulai memberikan perhatian yang lebih besar di dalam mendukung, mensupport dan menyediakan tenaga pengasuh anak-anak ini agar memiliki kompetensi yang baik di dalam mengasuh anak-anak di daycare.

 Tom Lembong,  mengatakan bahwa sudah saatnya, tiap-tiap kantor atau perusahaan apapun memiliki daycare di dalamnya,sehingga ibu-ibu muda akan merasa tenang di dalam bekerja, tidak terdistract mengkhawatirkan anaknya, sehingga kinerja mereka akan lebih bagus, karena mereka merasa tenang bahwa selama bekerja anak-anaknya berada di tangan yang kompeten. saya sangat setuju dengan pemikiran ini, Untuk itu saya mengusulkan beberapa hal jika pemerintah mampu membuat aturan bahwa tiap perusahaan atau kantor-kantor wajib memiliki daycare,

Daycare yang didirikan di kantor-kantor atau perusahaan ini, sebaiknya pengelolaannya diserahkan atau bekerja sama dengan lembaga PAUD atau daycare terdekat yang berdiri di sekitar kantor. Hal ini akan memiliki banyak manfaat diantaranya mengembangkan daycare sehingga mampu menyerap tenaga kerja yang kompeten, bisa menggaji tenaga kerja dengan layak, karena salah satu persoalan besar sulitnya mendapat tenaga pendidikl PAUD, atau pengasuh anak di daycare adalah minimnya gaji yang didapat.Hal ini membuat anak-anak muda, tidak merasa tertarik untuk masuk ke bidang pekerjaan ini.

Manfaat kedua adalah perusahaan atau kantor-kantor tidak perlu repot memikirkan menejemen daycare,cukup membangun ruang dan pengelolaanya diserahkan pada lembaga PAUD terdekat. Atau bahkan bisa bekerja sama denganl lembaga PAUD terdekat tanpa harus memiliki ruang sendiri.Lebih bagus lagi jika CSR perusahaan ikut membantu berdonasi untuk pengadaan peralatan yang menunjang kualitas daycare, misal  bed buat bayi, APE outdoor maupun indoor dan sebagainya. Kalau kolaborasi ini bisa dijalankan maka akan mampu mengatasi persoalan pengasuhan anak, membuka lapangan kerja baru, menguatkan lembaga paud yang telah ada sehingga kualitas nya akan meningkat,  mampu menggaji karyawan dengan layak dan untuk perusahaan yang berkolaborasi maka akan meningkatkan kinerja karyawan dan kenyaman karyawan.

Semoga usulan ini akan sampai kepada pihak-pihak tekait, dan pada Presiden yang sebentar lagi akan terpilih memimpin negara ini Aamiin ya RObbal Alamin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline