Lihat ke Halaman Asli

Wikan Widyastari

An ordinary mom of 3

Jadilah Anak yang Sholeh, Alzaky....

Diperbarui: 30 Juli 2022   06:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.pribadi

Panggil saja Alzaky,(nama disamarkan) anaknya ganteng, berkulit bersih dan jika tersenyum manis sekali. Dia murid baru di Lembaga paud kami. Sejak pertama kali masuk, dia sama sekali tidak menangis. Dia suka sekali berjalan dan berjalan terus. Sesekali dia akan merobohkan pot-pot tanaman, menarik-narik akarnya. Kadang-kadang dia membalikan meja dan kursi. Kalau dia marah karena merasa terganggu atau berebut mainan dengan kawannya dia akan langsung menggigit. Hampir semua kawan sekelasnya pernah dia gigit. Juga bunda-bundanya.

Azaky juga mengalami speech delay. Di usianya yang ke 2 tahun lebih , dia belum bisa bicara. Hanya sedikit mengeluarkan bunyi-bunyi dari mulutnnya. Kemampuan motoric halus dan kasarnya  bagus, dia mampu memanjat apapun dan turun dengan baik. Dia juga suka membuka menutup botol dan mengambil/menarik barang-barang kecil yang sebenarnya sulit dilakukan anak seusianya. Dia suka mengorek-ngorek lobang- lobang kecil, baik yang ada di barang-barang maupun di atas tanah. Ketika melihat tumpukan bata, dia suka menggigitnya sampai batanya berbekas gigi. 

Alzaky, tak bereaksi Ketika namanya dipanggil, berapa kalipun dia dipanggil, dia tdak bereaksi. Dia juga tidak pernah mau memandang wajah orang, apalagi menatap mata orang lain. Mukanya lebih sering datar tanpa ekspresi.

Saat Ketika dia Lelah atau mengantuk, setelah berkegiatan, dan badannya sudah bersih karena sudah diganti baju dan dibersihkan bunda-bunda di sekolah. Dia akan masuk ke bawah mainan prosotan indoor yang ada di kelas, yang kemudian menjadi semacam sarang baginya. Dia akan asyik dengan dirinya sendiri. Kadang sambal memainkan boneka atau apapun yang dia pegang dan mengeluarkan bunyi-bunyi dari mulutmya (bubling). Di sarangnya dia betah berbaring diam sendiri dalam waktu yang lama. Mungkin itu area nyamannya.

Berdasar pengamatan dan pencatatan yang saya lakukan dari ketika Alzaky pertama mulai masuk ke sekolah sampai beberapa hari selanjutnya, saya menemukan bahwa kemungkinan Alzaki mengalami autism spectrum disorder, meski tergolong ringan dan bisa  menjadi baik jika diterapi. Karena saya bukan psikolog, maka saya banyak membaca artikel-artikel tentang autism dan bagaimana menanganinya.

Auitism spectrum disorder merupakan gangguan perkembangan saraf. Gangguan tersebut mempengaruhi kemampuan perkembangan Bahasa dan kemampuan anak untuk eberkomunikas. Pada kasus Alzaky, dia memang mengalami speech delay dan belum bisa berlomunikasi dengan kawan-kawannya.

Pada suatu kesempatan saya berbincang dengan ayah Alzaky. Dari ayahnya saya mendapat informasi Alzaky mendapat terapi okupasi dan terpi wicara seminggu sekali di sebuah RS dan baru berjalan beberapa kali. Alzaky hanya diasuh oleh ayahnya, karena ibunya bekerja di kota lain dan hanya sebulan sekali pulang ke rumah.

Berdasar gambaran itu, kami bunda-bunda di sekolah mencoba mengisi bagian yang kosong dari Alzaky, yaitu kelembutan, dan pelukan seorang ibu. Kami juga lebih memusatkan perhatian pada Alzaky dengan banyak memanggil namanya, melafalkan apapun kegiatan yang dia lakukan. Misal dia memetik daun, maka kami akan melafalkan kegitan itu "Zaky memetic daun. Daun.." Kalau dia sedang minum susu, maka kami akan melafalkan dengan pelan dan jelas "Zaky minum susu...minum susu..." danseterusnya.  Kami juga berusaha untuk memberi pengertian dengan halus dan kalimat yang singkat jika dia melakukan perbuatan yang tidak boleh dilakukan, Misal menggigit  atau merebut mainan temannya.

Ketika Alzaky terlihat mulai lelah, karena dia selalu berjalan dan berjalan kemana-mana, kami membuatkan susu dan memberikan pada Zaky, terkadang, dan kami berusaha lebih sering memangkunya Ketika dia minum susu dan mengelus-elus punggungnya sambal menyanyi pelan-pelan, lagu-lagu sederhana, seperti balonku, nina bobo, dan sebagainya. Al zaky pelan-pelan akan tertidur. Lalu setelah pulas, kami letakkan di kasur. Saat diletakkan, dia mengeluarkan senyum manisnya. Saat itulah kami merasa lega, bahwa Alzaky merasa bahagia dan tenteram.

Jelang dua bulan di sekolah kami, Alzaky mulai sering tersenyum, mukanya yang dulu dan datar, mulai terlihat berekspresi. Senyum, sering terukir di mukanya. Dia juga mulai sangat jarang menggigit kawannya. Bahkan hampir tidak pernah lagi. Dia juga mengerti Ketika dilarang melakukan sesuatu. Tidak lagi marah maupun menggigit. Dia segera beralih ke hal yang lain.Alzaky juga lebih sering mengeluarkan suara-suara dari mulutnya (bubling). Terkadang juga mulai membentuk satu suku kata.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline