Baru-baru ini mendapatkan berita yang menurut saya sangat mengejutkan bahwa sepertiga anak pada umur 10 tahun telah melihat situs porno online. Berita ini saya dapat di dailymail
hal ini menurut saya sungguh mengejutkan terlebih objeknya adalah anak-anak. Hal ini tentunya meresahkan kita karena bagaimana pun anak-anak adalah masa depan. Jika dari kecil mereka telah terpapar yang buruk. Hal tersebut dapat menjadi trauma yang menyulitkan perkembangan atau bahkan saat mereka dewasa mereka dapat melakukan hal yang buruk yang kita sendiri tidak dapat bayangkan.
Tentunya ini menjadi sebuah PR bersama, salah satu tokoh dalam komnas perlindungan anak mengatakan ada 3 lingkaran besar dalam melindungi anak yaitu
Keluarga
Keluarga menjadi benteng utama dalam melindungi anak. Tentunya dalam kasur ini keluarga menjadi pengontrol penting. Ada baiknya anda mulai mengawasi kegiatan online anak dengan mengawasinya atau memasang semacam software penyaring.
Namun ada kalanya ini tidak efektif karena kasus yang ada adalah terpapar. Sehingga jika anda orang dewasa ada baiknya anda menjaga baik-baik koleksi pribadi yang tidak pantas dikomsumsi anak-anak. Gunakan semacam software enkripsi. Dan perhatikan history berinternet anda jika anak menggunakan komputer yang sama. Bersihkan selalu
Masyarakat
masyarakat tentunya menjadi benteng kedua untuk melindungi anak. Masyarakat harus mulai sadar akan bahaya ini. Masyarakat tentunya tidak bisa memantau anak 24 jam, namun dapat meletakkan nilai dan peraturan. Seperti pada pemilik warnet untuk mengawasi pengunjung konsumennya di bawah umur. Saringlah kontennya untuk komputer yang akan mereka gunakan hal ini dapat dengan mudah dilakukan.
Pemerintah
pemerintah adalah entitas besar yang sulit sekali bergerak namun tidak dapat dipungkiri sekali pemerintah turun tangan banyak masalah besar dapat teratasi. Dalam kasus ini pemerintah dapat melakukan filter pornografi. Hal ini mungkin mengurangi kebebasan internet namun dapat dbuat studi dan kajian dampaknya untuk generasi masa depan lebih besar dibandingkan kebebasan itu sendiri.
Solusi saya dapat saja pemerintah mengembangkan suatu perangkat yang dapat memberikan konten filtering untuk pengguna internet murah. Konten filtering ini dapat dinonaktifkan dengan password atau mekanisme tertentu jika mengingkan konten internet yang lebih bebas. Tentu saja di sini peran orang tua sebagai pengawas.