Lihat ke Halaman Asli

Zaman Informasi di Indonesia?

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TI yang saya maksud disini adalah teknologi informasi. kata ini tidak asing lagi kita dengar. bahkan bagi banyak orang sudah mengantungkan diri pada teknologi informasi. tentu saja ini bukan hal yang asing karena kita hidup dalam zaman informasi. zaman dimana informasi menjadi aset penting dan dengan teknologi informasi dapat menghubungkan kita tanpa batasan jarak dan waktu. di setiap sendi kehidupan teknologi ini menjanjikan efisiensi dan efektifitas. sebuah pemikiran yang menyebabkan saya untuk mempelajarinya.

tapi apakah Indonesia telah berada di zaman informasi? bagi beberapa orang ya, tapi jika kita lihat secara keseluruhan tentu saja belum. beberapa pertanda yang akhir-akhir ini saya amati adalah


  • masih adanya jurang digital di banyak daerah di Indonesia
  • sistem informasi menjadi suatu penghabis anggaran belanja suatu usaha namun tidak dimanfaatkan secara baik.


untuk pertanda pertama saya yakin sulit untuk dipahami. namun jika kita keluar dari jakarta dan berkunjung ke daerah-daerah kita akan melihat betapa infrastruktur teknologi informasi masih minim. dilihat dari sisi penyelengaraan negara berapa banyak kelurahan di Indonesia yang telah memiliki jaringan internet ke pusat? padahal sejak 2003 pemerintah telah memilki program SIAK (sistem informasi administrasi kependudukan) untuk pencatatan sipil. tentu saja hal ini masih terus berlangsung namun kita dapat melihat adanya jurang digital pusat terhadap daerah.

untuk pertanda yang kedua saya sebenarnya masih yakin ini hanya beberapa saja. tapi datanya sendiri saya belum tahu. di beberapa instansi yang saya pernah terlibat dalam proyek teknologi informasinya terdapat ketidakpahaman. suatu proyek TI yang menghabiskan dana milayaran barang-barangnya hanya menjadi artifak dan pajangan. sistemnya sendiri tidak pernah dipahami oleh pengguna sehingga semua kembali ke kertas. tidak ada peningkatan efisiensi dan efektifas yang berarti.

bahkan baru-baru diberitakan di salah satu TV dari fuad bawazier, mantan dirjen pajak. bahwa nvestasi 5 triliun untuk sistem informasi di pajak tidak memberikan hasil, ini tentu memprihatinkan. saya berdoa tidak ada mafia proyek teknologi informasi

saya sebagai pemuda tentu tidak boleh sepenuhnya mengeluh dan berdiam diri. kesempatan masih terbuka lebar untuk mengubah semua itu. saya percaya teknologi informasi dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memberikan banyak manfaat. seperti yang telah dicontohkan ahli-ahli TI di Indonesia seperti Pak Onno W Purbo.

apakah teknologi informasi dapat digunakan untuk meminimalkan korupsi? saya percaya bisa dan jika diberikan kesempatan membuktikannya saya siap.

tulisan ini sebagai pembuka artikel-artikel saya selanjutnya seputar dua hal tersebut.

berhubung masih baru, saya mohon bimbingan kompasianer semua. silahkan kritik dan saran.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline