Sudah sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia menggunakan furniture dari alam seperti anyaman dari bambu, penggunaan kayu, ijuk, tempurung dan sebagainya.
Tidak hanya untuk peralatan rumah tangga yang terbuat dari alam seperti besek, kukusan, tampah, tambir, tikar yang terbuat dari anyaman bambu, centhong yang dibuat dari kayu, atap rumah dari ijuk yang dianyam, hiasan dinding terbuat dari rangkaian bambu, tikar dari anyaman daun mendhong, tempurung yang diolah menjadi hiasan yang lucu dan bahkan rumah pun terbuat dari bahan baku bambu. Sungguh luar biasa artistik.
Bambu sendiri, mengingatkan waktu saya kecil pada tahun 90-an emak saya mengajarkan menabung di tiang bambu yang merupakan penyekat antara kamar dengan ruang tamu. Di mana tiang bambu tersebut sudah diberi lubang sebesar uang logam 100 rupiah oleh bapak saya. Dan setiap hari saya harus memasukkan uang logam 100 rupiah. Saat lebaran tiba tiang itu dirobohkan dan diganti dengan tiang bambu baru. Kemudian "memanen" uang tabungan. Keren bukan?
Dalam kaitannya dengan furniture, sejak abad ke-8 nenek moyang kita sudah berkreasi dengan berbagai jenis kayu untuk furniture. Misalnya kayu jati menurut penelitian merupakan jenis kayu berkualitas tinggi, awet dan bernilai mahal di Indonesia, sementara pohon jati sendiri membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menjadi tumbuh besar dan siap untuk diolah. Karena dianggap mempunyai nilai estetika yang tinggi, maka pengolahannya dilakukan dengan seksama dan penuh kehati-hatian.
Seperti kayu jati yang diukir menjadi meja kursi yang indah nan mewah, diolah menjadi meja akad, diukir menjadi lemari baju serta mebel lainnya. Hal ini dikarenakan pohon jati mengandung zat ekstraktif yang alami berupa tectoquinon sebagai pembasmi hama-hama perusak.
Di era sekarang, dampak dari kemajuan teknologi salah satunya adalah munculnya beragam furniture. Keadaan seperti ini, memungkinkan setiap individu menghadapi kesulitan dalam menentukan tipe furniture yang tepat untuk huniannya, yang sesuai dengan kantong dan nyaman di hati. Agar tidak terjadi penyesalan setelah melakukan transaksi pembelian, maka hal-hal yang perlu diperhatikan perihal tipe furniture antara lain:
- Tipe furniture bongkar pasang misalnya tempat tidur*
- Tipe furniture beroda misalnya meja komputer, kursi kantor*
- Tipe furniture menyatu dengan tembok dan bersifat permanen misalnya meja kerja, rak buku*
Adapun kiat-kiat dalam memilih furniture antara lain:
- Sesuaikan dengan isi kantong, karena setiap orang mempunyai tingkat ekonomi yang berbeda. Maka tidak perlu merasa tersaingi maupun menyaingi. Menyesuaikan dengan isi kantong merupakan kiat menghindarkan diri dari pemborosan
- Cek bahan bakunya, hal ini dilakukan agar furniture tersebut awet setidaknya masih mempunyai nilai manfaat yang tahan lama. Tentu kita tidak mau membeli furniture baru 2 atau 3 bulan tiba-tiba ada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi yang berakibat fatal terhadap furniture.
- Sesuaikan dengan ukuran ruang maupun rumah, tidak mungkin kan kita minat dengan furniture yang besar sementara rumah ukuran minimalis. Jadi agar pas dan enak dipandang mata maka carilah furniture yang pas mengingat furniture digunakan untuk jangka panjang.
- Keserasian warna furniture dengan warna cat rumah, misalnya warna biru muda sebagai warna dasar dan sebagai warna pelengkap adalah warna hijau tua. Warna coklat dipadupadankan dengan warna oranye dan seterusnya. Dengan perpaduan warna yang serasi maka interior akan terkesan menarik.
Catatan: tanda (*) merupakan furniture yang ada di rumah majikan saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H