Lihat ke Halaman Asli

Kmp "Bersenggama" dengan Mafia, DPR Terdampak " Tsunami Politik" 2015

Diperbarui: 1 Januari 2016   15:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

(MEMBALAS TULISAN RELEASE ARTIKEL FAHRI HAMZAH DI AKUN FACEBOOKNYA)

KARYA ; Wijayanto Wisnu Aji*

Menanggapi tulisan dari bung Fahri Hamzah sekretaris KMP dan juga Wakil ketua DPR yang berjudul  : 2016 ,UJIAN BAGI KMP DAN DPR tanggal 1 januari 2016 di akun facebooknya 

Sungguh menarik ketika berbicara tentang DPR kondisi kekinian,setelah terjungkalnya Ketua DPR akibat terlalu intens " bersenggama" dengan mafia , dimana KMP sebagai penopang oposisi di DPR telah coba memanfaatkan situasi melalui motor penggeraknya di DPR lewat Setya Novanto telah berdampak terjadinya tsunami politik yang mengakibatkan terpuruknya citra DPR sampai titik nadir .Lalu bagaimana yang terjadi dalam dinamika pertarungan politik senayan 2016 ,gimana nasib KMP setelah peristiwa tersebut??!!

Menyikapi tulisan Fahri hamzah terhadap tragisnya kondisi KMP pasca tsunami politik tersebut .Diakui atau tidak pasca terjungkalnya ketua DPR membuat semakin buruk citra KMP di parlemen ,bahkan pasca masa reses awal januari 2016 pertarungan politik terhadap pembumihangusan KMP akan tetap jalan apalagi publik sudah sangat muak perilaku elit elit KMP yang kadang hanya melakukan pembusukan negara secara sistem .Publik menganggap KMP tidak mampu jadi katalisator serta akselerator terhadap dinamika DPR yang produktif ,kritis dan modern .

Pasca DPR dibawah kendali KMP cenderung membuat DPR tidak punya peran tranformatif publik bahkan peran peran sebagai kekuatan penyeimbang mulai bergeser pada pertarungan pembusukan terhadap eksekutif. KMP dalam dinamikanya lebih memanfaatkan mayoritas parlemennya untuk menghegemoni kekuasaan demi dapat menelikung dalam memperebutkan aset negara bersenggama dengan mafia demi kekuatan eksistensi soliditas KMP .

Untungnya tingkat kesadaran kolektif KMP tidak terbangun solid setelah PAN mulai tersadarkan oleh dampak buruk adanya KMP .Karena adanya KMP hanya dimanfaatkan Golkar dan Gerindra dalam pengumpulan hasil penelikungan aset negara bersama para mafia ,sedangkan PKS dan PPP versi Djan fariz hanya dijadikan sebagai buffer politik dari KMP dalam menyembunyikan aksi aksi terselubung kongsi politiknya dari Golkar dan Gerindra .

Membangun sistem modern di DPR seperti yang dirancang Fahri hamzah dalam tulisannya tidak bakal terwujud ,jika KMP masih memanfaatkan DPR dalam upaya tipu muslihat " Hegemoni mayoritas " untuk menekan eksekutif demi bargaining untuk mendapatkan aset aset negara dengan dalih ancaman stabilitas politik jika tidak diberi.

Dalam sistem modern perilaku DPR punya tolok ukurnya tersendiri yang dapat dijadikan parameternya .Parameter DPR yang modern itu harus memenuhi beberapa kriteria diantaranya fungsi pengawasan yang kritis solutif ,produktifitas peran peran legislasi berjalan efektif sesuai kebutuhan aspirasi publik,dan dalam perumusan budgeting lebih mempertimbangkan kebutuhan daerah serta aspirasi publik.

Maka ketika DPR masih dikuasai KMP maka kriteria kriteria diatas masih jauh panggang dari api .Dan publik menganggap KMP secara eksistensi publik sudah tidak ada yang ada hanyalah rombongan komunitas senayan yang sedang melakukan pembusukan terhadap sistem DPR secara massif apalagi ditambah parah setelah terjungkalnya Ketua DPR .

Maka sangat begitu aneh ketika bung Fahri hamzah mencoba membangkitkan energy positif KMP jika perilakunya masih sama kayak tahun 2015 yang bikin muak publik 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline