Seorang kawan guru bertanya kepada Omjay. Emang program mendikbud Nadiem Makarim jelek? Omjay tersenyum mendengarnya dan dibantu kecerdasan buatan atau AI untuk membaca Program Nadiem Makarim yang Banyak Dikritik: Tinjauan dan Analisis.
Nadiem Makarim, sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia, telah meluncurkan berbagai program yang bertujuan untuk mereformasi sistem pendidikan di Indonesia.
Namun, tidak semua inisiatifnya mendapatkan sambutan positif dari masyarakat. Artikel ini akan membahas beberapa program yang mendapat kritik, analisis penyebabnya, serta dampaknya terhadap sistem pendidikan.
1. Kebijakan Merdeka Belajar
Salah satu program unggulan Nadiem adalah kebijakan Merdeka Belajar. Program ini bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada siswa dan guru dalam proses belajar mengajar.
Namun, kebijakan ini juga menuai kritik, terutama terkait implementasinya di lapangan. Banyak guru yang merasa tidak siap dengan perubahan kurikulum yang tiba-tiba dan tidak adanya pelatihan yang memadai.
Selain itu, beberapa pihak berpendapat bahwa kebijakan ini terlalu fokus pada aspek kebebasan tanpa memperhatikan standar pendidikan yang harus tetap dijaga. Kita melihat masih banyak anak SMP tidak bisa membaca di media sosial.
2. Penerapan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
Penerapan AKM sebagai pengganti Ujian Nasional (UN) juga menjadi sorotan. Meskipun tujuannya adalah untuk mengukur kompetensi siswa secara lebih holistik, banyak pihak yang menganggap bahwa AKM belum sepenuhnya siap dilaksanakan.
Kritikus menyatakan bahwa sistem penilaian ini belum memberikan gambaran yang jelas tentang kemampuan siswa, serta ada kekhawatiran bahwa hasilnya tidak dapat dibandingkan secara nasional.