Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

TERVERIFIKASI

Guru Blogger Indonesia

Pernahkah Kamu Tidak Punya Uang?

Diperbarui: 21 September 2024   21:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar dokpri

Pernahkan kamu tak punya uang? Begitulah seorang kawan bertanya kepada Omjay eh kakek Jay. Omjay lalu menjawab pernah.

Sewaktu Omjay lahir ke dunia, Omjay tak punya uang. Persis seperti cucu kakek jay yang tak punya uang dan sedang tertidur lelap. 

Tanaya Faza Atisa tak punya uang dari semenjak lahir sampai sekarang. Tanaya Faza Atisa hanya punya ayah dan ibu. Kakek dan nenek serta Tante ontot yang baik hati.

Jadi kalau sekarang Omjay gak punya uang mah biasa. Sebab dari lahir Omjay gak punya uang. Ayah dan ibu yang memberikan Omjay uang buat jajan. Lalu Omjay bawa ketika jajan di sekolah.

Setelah lulus sekolah dasar, Omjay dikasih uang jajan lebih banyak. Sebab makanan di kantin sekolah mulai lebih mahal daripada di kantin sekolah dasar. Transportasi yang dulunya jalan kaki ke sekolah, sekarang mulai naik bus kota. Uang Jajang semakin bertambah buat ongkos naik bus.

Saat sekolah di sekolah teknik menengah atau STM, uang jajan Omjay semakin bertambah. Sebab naik busnya harus dua kali supaya sampai ke sekolah. Pertama naik metromini sampai prapatan lampu merah Halim dan kemudian dari Halim naik bus kota menuju jembatan Jatinegara.

Setelah lulus dari STM, Omjay tidak lagi dikasih uang jajan. Alhamdulillah Omjay diterima bekerja di perusahaan jepang yang ada di pasar Kemis Tangerang. Akhirnya Omjay punya uang buat bayar kost rumah sepetak di daerah pasar Kemis. Dekat dari pabrik motor tempat Omjay bekerja.

Selama bekerja dengan perusahaan Honda motor, Omjay selalu punya uang karena dapat gaji bulanan. Lumayan buat bujangan kayak Omjay. Sebagian Omjay kasih ke orangtua buat bantu kebutuhan sehari-hari. Seperti memasak makanan dan minuman. 

Ibu pasti masak enak kalau punya uang dari anak-anak nya yang sudah bekerja. Kami makan sayur lodeh dengan lauk tahu tempe serta sambal goreng kentang yang lezat. Plus ikan asin yang ibu beli di pasar pedongkelan Jakarta Utara.

Sekarang ayah dan ibu telah tiada. Meninggalkan kenangan yang begitu indah. Terutama saat kami makan bersama di meja makan. Kebiasaan berkumpul bersama keenam anaknya hanya tinggal kenangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline