Membayangkan hidup tanpa smartphone. Inilah topik pilihan yang diminta Kompasiana. Omjay tertarik untuk menuliskannya. Kebetulan Omjay baru saja mengikuti kegiatan walking tour Napak tilas detik-detik kemerdekaan RI. Kami berjalan kaki dari museum proklamasi ke tugu proklamasi.
Kami berfoto bersama setelah berjalan kaki sekitar dua kilometer. Omjay membayangkan para pejuang kemerdekaan RI berjuang tanpa smartphone di tangannya. Mereka berjuang agar Indonesia merdeka. Naskah proklamasi kemerdekaan RI dituliskan dengan tangan dan kemudian baru diketik dengan mesin ketik canggih saat itu.
Membayangkan hidup tanpa smartphone di tangan, seperti kita berada di tahun 1945. Napak tilas yang kami lakukan bersama wisata kreatif jakarta dan country choice membawa pesertanya kembali ke masa lalu. Sebuah masa tanpa smartphone dan mereka saling berkomunikasi dengan mata hati.
Persis seperti kucing liar yang datang setiap hari ke rumah hidup tanpa smartphone. Mereka akan datang ke rumah Omjay ketika lapar dan istri Omjay sudah menyiapkan makanan untuk mereka. Nah, ada pengeluaran tambahan untuk makan mereka yang lahab. Sebulan bisa habis sekitar Rp.120.000 untuk makanan kucing.
Omjay belajar dari para kucing yang hidup tanpa smartphone. Mereka nampak sangat senang hidup tanpa Smartfren. Dunia kucing memang penuh dengan misteri, dan mereka datang dan pergi untuk mencari majikan baru. Kalau majikannya baik, mereka akan bertahan dan tidak pindah rumah.
Sekarang kita kembali ke laptop eh smartphone. Di depan museum proklamasi kemerdekaan RI kami berfoto sejenak menggunakan smartphone canggih. Minuman segar dari sponsor country choice yang menyegarkan diberikan panitia dari wisata kreatif Jakarta kepada semua peserta.
Omjay membayangkan para tokoh kemerdekaan RI hidup tanpa smartphone. Mereka berkomunikasi dengan alat komunikasi canggih saat itu.