Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Bolehkah Guru Penggerak Menolak Menjadi Kepala Sekolah?

Diperbarui: 24 April 2024   20:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar dokpri

Bolehkah guru penggerak menolak dicalonkan menjadi kepala sekolah?

Boleh saja, sebab di sekolah swasta tidak perlu ada kepala sekolah yang berasal dari lulusan guru penggerak kemdikbudristek. Omjay belum tahu kalau di sekolah negeri. Di sekolah kami, sekarang ada penjaringan bakal calon kepala sekolah SMP dan SMA Labschool Jakarta dan Kebayoran. Kedua sekolah ini di bawah naungan yayasan pembina UNJ. Tentu saja sekolah swasta.

Kepala sekolah lama sudah habis masa jabatannya selama dua periode dan akan digantikan oleh kepala sekolah baru di lingkungan sekolah laboratorium Labschool Yayasan Pembina (YP) Universitas Negeri Jakarta atau UNJ.

Panitia seleksi dari Pengelola Sekolah Labschool (PSL) memberikan pedoman seleksi kepala sekolah yayasan pembina UNJ. Syarat dan mekanisme pemilihan calon kepala sekolah sudah dituliskan informasinya secara detail oleh pengelola sekolah laboratorium Labschool Yayasan Pembina UNJ. Tidak ada syarat pernah ikut pendidikan guru penggerak kemdikbudristek selama 6 bulan.

Dalam hati Omjay ingin sekali mendaftarkan diri dan ikut seleksinya. Namun, istri tidak mendukung dan katanya lebih baik fokus untuk menjadi kepala keluarga yang baik saja di rumah. Kalau nanti menjadi kepala sekolah malah sibuk mengurusi sekolah, dan akhirnya tidak fokus mengurus keluarga di rumah. Kata istri "rumahku adalah surgaku."

Kedua Omjay pernah terkena serangan stroke dan istri khawatir akan ada serangan stroke kedua. Bila dipaksakan akan sangat bahaya bagi kesehatan Omjay. Istri ingin suaminya tidak terlalu lelah, dan hidup sederhana apa adanya. Penghasilan Omjay sudah lebih dari cukup selama menjadi guru di SMP Labschool Jakarta.

Ketiga, selama ini belum pernah ada kepala sekolah terpilih yang berasal dari guru biasa. Rata-rata pernah menjabat sebagai wakil kepala sekolah. Jadi kata seorang kawan yang sudah lama mengajar di Labschool UNJ, belum pernah ada kepala sekolah yang terpilih dari guru biasa, dan ikut tes kepala sekolah, kemudian lulus.

Seorang kawan yang baik hati menasehati Omjay untuk tidak ikut seleksi bakal calon kepala sekolah. Sebab ada saudaranya terkena serangan stroke. Kalau sudah pernah terkena serangan stroke, maka akan ada serangan stroke kedua. Jadi sebaiknya hindari jabatan atau amanah yang dapat menimbulkan serangan stroke.

Omjay menjadi teringat ketika pertama kali menjadi guru. Omjay diminta mengajar keterampilan komputer di SMP dan SMA IKIP Jakarta. Waktu itu kepala sekolahnya bapak Arief Rachman, dan wakil kepala sekolahnya pak Marsudiono, dan pak Fakhrudin.

Omjay melihat tidak mudah menjadi seorang kepala sekolah. Apalagi ketika ada masalah di sekolah, dan memimpin rapat kenaikan kelas. Omjay perhatikan kepala sekolah harus tegas mengambil keputusan, dan kemudian keputusan tersebut diterima oleh semua guru di Labschool. Kepala sekolah harus mampu memimpin sekolahnya dengan baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline