Pendahuluan
Saat berbuka puasa bagi seorang mahasiswa yang tinggal di rumah kost-kostan adalah mencari tempat berbuka puasa gratis dari masjid ke masjid. Itulah yang dahulu Omjay lakukan menjadi para pemburu takjil.
Selama tinggal di rumah kost-kostan, Omjay hampir tak pernah masak sendiri. Sebab tidak ada tempat untuk memasak di dalam kamar kostnya. Jadi wajar bila kami sahur dan berbuka puasa mencari tempat sahur dan berbuka puasa yang gratis atau berbayar murah.
Es kelapa muda dan gorengan menjadi menu favorit kami di saat berbuka puasa. Bahkan setelah berkeluarga, Omjay berbuka puasa dengan es kelapa tanpa gula atau susu. Beli gorengan juga seadanya saja. Bagi Omjay sudah ada tempe dan tahu goreng sudah terasa nikmat rasanya.
Apa yang Omjay lakukan selama menjadi para pemburu takjil?
Omjay mencari tahu informasi tentang tempat atau masjid yang menyelenggarakan berbuka puasa bersama. Niatnya memakmurkan masjid dan sekaligus tarawih bersama. Setelah pulang dari masjid, barulah Omjay ke rumah kost untuk belajar dan beristirahat di kamar kost yang mungil.
Waktu Omjay kuliah di IKIP Jakarta, harga kamar kost masih Rp. 80.000 dan dibagi dua dengan teman sekamar kost. Jadi per bulan Omjay keluar biaya sekitar Rp 40.000. Selama 6 bulan atau satu semester, Omjay keluar biaya sekitar Rp. 240.000.
Saat itu Omjay mendapatkan beasiswa dari Depdiknas sebesar Rp 300.000 per bulan. Jadi saat dapat rapelan beasiswa senang sekali rasanya. Sebab bisa bayar hutang kamar kost dan hutang di warung makan langganan.