Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Apapun Kurikulumnya Guru Profesional Kuncinya

Diperbarui: 15 Maret 2024   10:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi PGRI

Apapun kurikulumnya guru profesional kuncinya. Itulah jawaban dari carut marut kurikulum di Indonesia. Sebagai guru profesional tentu kita bisa mengikuti apapun Kurikulum yang dibuat oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan riset dan teknologi Republik Indonesia. 

Apa yang dimaksud dengan guru yang profesional?

Secara sederhana, profesional berasal dari kata profesi yang berarti jabatan. Orang yang profesional adalah orang yang mampu melaksanakan tugas jabatannya secara mumpuni, baik secara konseptual maupun aplikatif. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kemampuan mumpuni dalam melaksanakan tugas jabatan guru.

Apa yang dimaksud dengan kurikulum?

Fungsi Kurikulum untuk Kepentingan Pendidikan dan kurikulum merupakan seperangkat atau suatu sistem rencana dan pengaturan mengenai bahan pembelajaran yang dapat dipedomani dalam aktivitas belajar mengajar.

Kalau mau jujur, mereka para pembuat kurikulum itu harus belajar menjadi guru yang baik di sekolah. Kebanyakan pembuat kurikulum bukan guru yang mengajar di sekolah tapi dosen di perguruan tinggi. 

Jadi wajar kalau kurikulum yang dibuat kemdikbudristek kurang menyentuh persoalan pendidikan yang ada di sekolah. Sebab dosen tidak mengajar di sekolah, tapi mengajar di perguruan tinggi.

Sekarang ini guru sudah banyak yang pintar dan cerdas. Mereka dapat merancang kurikulum sendiri. Kurikulum merdeka dibuat agar guru semakin merdeka dalam merancang pembelajaran yang menyenangkan dan menantang.

Tahun 1994 Omjay sudah menjadi guru dan kurikulum 1994 sudah digunakan. Kemudian kurikulum berganti menjadi kurikulum berbasis kompetensi atau kbk di tahun 2000.

Kemudian di tahun 2004 kurikulum berganti lagi dan kemudian disempurnakan lagi menjadi kurikulum 2013. Tapi sayang kurikulum 2013 yang dirancang oleh Prof. Dr Hamid dan Prof. Dr. Alkaf tidak memasukkan mata pelajaran TIK dan menggantinya dengan prakarya yang lemah secara naskah akademik. Mereka berpendapat karena tidak ada listrik, dan semua guru wajib menguasai TIK sehingga tidak diperlukan lagi mata pelajaran TIK. Hal itu tentu saja ditentang keras kawan-kawan guru TIK.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline