Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Program Guru Penggerak Sebaiknya Direvisi dan Dievaluasi Presiden Baru

Diperbarui: 7 Februari 2024   11:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar DOKPRI

Program Guru Penggerak Sebaiknya Direvisi dan Dievaluasi Presiden Baru. Hal inilah yang menjadi fokus Omjay dalam tulisan kisah Omjay berikut ini. Semoga dibaca oleh para penentu kebijakan di negara republik Indonesia.

Segera Bubarkan saja program guru penggerak! Begitulah seorang kepala sekolah mengatakannya. Hal ini disebabkan, karena ada oknum guru penggerak kemendikbudristek yang tidak menjalankan tupoksinya sebagai guru. Hal itu disampaikannya di media sosial atau channel youtube tanya pak Doni saja.

Salah satu kebijakan kemendikbudristek yang pantas dievaluasi sekaligus direvisi adalah Program Pendidikan Guru Penggerak. Banyak yang ingin program ini dibubarkan saja, karena kurang tepat sasaran, dan hanya memilih guru yang beruntung saja. Programnya belum menyentuh hati semua guru. Baru menyentuh mereka yang mengikutinya saja.

Sumber gambar dok. pribadi

Semua guru yang ikut program pendidikan guru penggerak akhirnya sibuk dengan dirinya sendiri. Mereka dipaksa untuk membaca materi ajar di Learning Manajemen System (LMS) yang ada di program guru penggerak. Seolah materi ajar tersebut paling benar, dan wajib diikuti oleh guru penggerak selama 6 bulan.

Saat ini masih ada pro dan kontra tentang program guru penggerak. Ada yang setuju, dan ada yang tak setuju. Omjay sendiri awalnya setuju dengan program guru penggerak ini, namun setelah lulus program guru penggerak angkatan 7, Omjay menjadi tidak setuju adanya program guru penggerak ini.

Mengapa Omjay tak setuju dengan program guru penggerak? Sebab programnya tak menyentuh hati semua guru. Seolah guru di sekolah terbelah menjadi dua. Guru penggerak dan bukan guru penggerak. Padahal sejatinya semua guru adalah guru penggerak. Semua guru di sekolah adalah guru penggerak bagi peserta didiknya.

Selain itu, Omjay melihat banyak guru penggerak kemendikbudistek belum menerapkan ilmu padi, Kian berisi kian merunduk. Guru penggerak menjadi jumawa dan sombong. Walaupun tidak semuanya seperti itu. Omjay melihat sendiri bagaimana mereka memakai baju kesombongan dengan merek atau label "Guru Penggerak".

Seorang kawan guru penggerak memberikan informasi:

"Ambisi mereka ingin jadi kepala sekolah ya omjay, kalo di pulau saya yang ikut guru penggerak harus bolak balik Sumenep sepekan, padahal perjalanan sehari  setengah ikut lokakarya...pekerjaan bisa jadi terbengkalai dikarenakan izin tugas."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline