Pendahuluan
Salam dan bahagia bapak ibu Guru di seluruh Indonesia. Belum ada hasil penelitian yang menuliskan Aplikasi PMM dapat Meningkatkan Kualitas Guru dan Hasil Belajar Siswa.
Isi dari video tanya pak Dony saja mengilhami Omjay untuk menulis. Apa yang dikatakan beliau dalam channel youtubenya sangat bagus sekali dan banyak didukung oleh kawan-kawan guru Indonesia.
Silahkan anda klik https://youtu.be/1lGuS0FZKPk.
Sahabat Pendidikan Karakter, di mana akar persoalan polemik kebijakan e-kinerja oleh BKN untuk menilai kinerja guru dan Kepala Sekolah?
Beberapa komentar kawan-kawan guru setelah Omjay tonton video di atas adalah sebagai berikut:
- Banyak guru yang tidak setuju dengan adanya aplikasi PMM, hasil pengumpulan data di Litbang PGRI yang akan disampaikan, lebih dari 75 % guru tidak setuju. Nanti akan dipublikasikan secara resmi oleh PB PGRI melalui kegiatan satu frekwensi APKS PB PGRI. Mohon bersabar menanti informasinya.
- Setuju dengan pak Doni. Tolong suarakan jeritan hati kami pak. Sungguh-sungguh PMM menghabiskan energi pak
- Pak....kami guru semakin disibukkan dengan ADMINSTRASI DIRI semakin terbengkelai ADMINSTRASI buat mengajar, dan mendidik ANAK-ANAK....mohon Para Pengambil kebijakan ...paham fakta di sekolah-sekolah.
- Setujuuuu bingit, memang beban semakin banyak , waktu bermasyarakat, dan keluarga berkurang.
- Setuju pak Doni karena pelatihan mandiri di platfom merdeka mengajar dalam membuat aksinya sulit sekali mendapatkan sertifikat dan butuh waktu berbulan-bulan, sedangkan kita dituntut satu topik di dalam mengerjakan PMM. Lantas bagaimana jika pada hari H nya sertifikat itu tidak keluar? Apakah kita dianggap guru yang gagal? Sekian tahun mengajar dan sudah mencetak anak bangsa cuma karena sertifikat itukah kita dianggap guru yang tidak berkualitas ...sungguh sangat tidak bijaksana.
- Apa yang Bapak Doni suarakan sangatlah BENAR, karena Guru berbeda dengan tenaga administrasi, sebab Guru selain mengajar juga mendidik dan membimbing Siswa. Jadi kalau dibebani lagi dengan administrasi yang berjubel akan terganggu Konsentrasi Guru dalam bekerja.
- SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) yang tepat ya dikerjakan ASN di platform e-Kinerja. Kalo SKP yang diintegrasikan dengan PMM dikerjakan oleh ASN guru, itu hanya untuk membuktikan bahwa pembuatan PMM bermanfaaf, ada yang pakai, & menyenangkan pembuat platform. Prediksi: PMM dibiayai (dibeli) dengan anggaran yang tidak murah, sehingga kalau tidak ada yang menggunakan, yang membuat jadi malu donk.
- Program Mendikbud dalam menerapkan ekin di PMM betul-betul sangat menyiksa guru-guru. Waktu yang seharusnya masuk kelas untuk mengajar, tapi karena tuntutan aturan di aplikasi PMM, guru harus mengisi segala persyaratan di PMM. Bayangkan saja, hal sederhana seperti piket setiap jam harus dilaporkan di pmm. Stres dibuatnya, apalagi guru-gurunya yang sudah uzur, tambah stres, akibatnya tekanan darah tinggi semakin meningkat, bukannya meringankan beban guru, tapi menambah beban guru. Betul-betul Nadiem Makarim telah menyiksa jutaan guru, dengan kebijakannya, semoga segera diganti dengan Menteri yang baru, dengan kebijakan yang benar-benar berpihak pada nasib guru, Aamiiin ya Allah.
Penutup
Demikianlah kisah Omjay kali ini, dan beberapa komentar yang Omjay ambil dari channel youtube Tanya Pak Doni Saja. Semoga apa yang disampaikan pak Doni Koesoema dapat dipahami dan diterima oleh pejabat kemdikbudristek. Omjay sangat setuju dengan apa yang Bapak Doni Koesoema sampaikan. Terus Pak Doni, suarakan apa yang menjadi keluhan kami guru-guru di Indonesia. Kami bukan guru yang hanya disibukkan dengan aplikasi PMM, sementara anak didik terbengkalai, dan mengurangi waktu kami dengan keluarga ketika di rumah.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay