Belajar menjemput rezeki dari pedagang kaki lima. Itulah yang Omjay rasakan setelah melakukan wawancara dengan para pedagang kaki lima yang ada di depan kampus UNJ Rawamangun Jakarta Timur. Para pedagang kaki lima itu sudah siap menjajakan dagangannya di pagi hari. Targetnya para civitas akademika UNJ.
Omjay belajar dari tukang batagor. Beliau berasal dari Majalengka, Jawa Barat. Berdagang batagor sudah 34 tahun lalu. Beliau cerita bahwa pemasukannya tidak tentu. Kalau tak habis, maka beliau bagikan kepada orang-orang yang beliau temui dan diberikan secara gratis. Beliau sudah membuat adonan Batagor dari pukul 03.00 WIB. Setelah itu habis sholat subuh beliau sudah berangkat dari rumah.
Dari tukang soto ayam Omjay juga mendapatkan informasi. Alhamdulillah selama ini soto ayamnya banyak yang beli. Kalau pagi kebanyakan mahasiswa dan dosen. Kalau siang hari beliau pindah ke depan pintu masuk Labschool UNJ. Pemasukannya juga tidak tentu, tapi adalah sedikit yang bisa dibawa pulang. Untung dan rugi dalam berdagang itu biasa. Ibu Tukang dagang soto ayam itu berasal dari Madura, Jawa Timur dan sudah puluhan tahun berdagang soto ayam di depan kampus UNJ.
Di depan kampus UNJ kalau pagi sebelum pukul 08.00 WIB banyak pedagang kaki lima yang berjualan. Nanti sekitar pukul 08.30 WIB mereka pindah, karena tidak boleh berdagang di sekitar kampus UNJ Rawamangun Jakarta Timur. Mereka biasanya akan ada lagi sore hari kalau tidak ada satpol PP DKI Jakarta. Begitulah yang terjadi, mereka main kucing-kucingan dengan para satpol PP DKI Jakarta.
Di depan kampus UNJ banyak pedagang yang menjual dagangannya dengan harga murah. Misalnya nasi kuning. Omjay membeli dengan harga cuma Rp. 5000. Terus ada juga nasi Padang yang dijual dalam bentuk nasi kotak. Harganya cuma Rp. 10.000,-. Semangkok soto ayam dapat anda nikmati dengan uang Rp. 10.000,-. Jika ingin tambah nasi dan kerupuk hanya tambah Rp. 5.000,-.
Tentu harga tersebut sangat murah untuk kalangan mahasiswa yang masih belum mendapatkan penghasilan. Mereka sangat membutuhkan makanan dan minuman dengan harga terjangkau. Maklumlah uang kiriman dari kampung tidak banyak. Begitulah informasi yang Omjay dapatkan dari para mahasiswa yang membeli dagangan pedagang kaki lima.