Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Liputan Tata Kelola Internet dari IGF Kyoto Jepang

Diperbarui: 9 Oktober 2023   10:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar Donny BU

Mas Donny BU ketua Umum Siberkreasi sekarang berada di Kyoto Jepang. Beliau membagikan informasi tentang kegiatan tata kelola internet dari IGF Kyoto Jepang d WA Group Siberkreasi. 

Pada 8/10/2023 di Internet Governance Forum (IGF) Kyoto, baru saja berlangsung pertemuan bilateral antara Indonesia yang dipimpin oleh Wamen Kominfo, Nezar Patria dengan Daniel Braun, Head of Cabinet, Europa Union (EU). Sejumlah isu bersama terkait dinamika dan tantangan tata Kelola Internet, didiskusikan dengan hangat, semisal terkait Artifisial Intelejen (AI) dan  maraknya deep fake, fake account dan misinformasi. Polarisasi dan manipulasi konten negatif lantaran AI, terkait dengan demokrasi dan pemilu, turut dirasakan oleh EU, juga Indonesia.

Selain itu gagasan untuk bekerjasama antara EU dan Indonesia turut dipertukarkan, semisal terkait dengan bagaimana menyikapi dominasi online platform, penguatan perlindungan data pribadi, pengembangan teknologi 5G/6G dan juga isu keamanan digital. Indonesia, sebagaimana ditegaskan kembali oleh Wamen Kominfo, adalah negara kepulauan dengan pengguna Internet mencapai lebih dari 215 juta dan menjunjung tinggi prinsip keberagaman dalam koridor Bhinneka Tunggal Ika.

Kadang kita sedih melihat banyak orang membahas manipulasi deep fake dan konten negatif AI. Kenapa kita justru tidak mengedepankan dampak positif dan kebaikan AI untuk umat manusia? Pendekatan negatif justru mencemaskan, karena akan timbul anggapan bahwa AI itu negatif, buruk bagi manusia. Apakah kita tidak tertarik untuk mengubah POV dan kampanye positifnya AI yang justru bisa dipakai menangkal misinformasi dan Disinformasi?

Inovasi teknologi selalu punya dua sisi. Positif dan negatif. Kitalah yang memilih untuk mengedepankan sisi yang mana. Kalau yang dilihat hanya sisi negatifnya, maka kita khawatir ada pihak yang mengutamakan untuk memblokir AI saja. Padahal enggak begitu aturan mainnya. Bukan AI yang kita khawatirkan, tapi justru manusia di belakang AI itulah yang rasanya mesti diwaspadai motif dan intensinya. Itulah mengapa kita harus bijaksana dalam menerima informasi dan teknologi terbaru.

Betul sekali...lebih banyak yang takut, itu mungkin karena kurang paham....

Input sumber gambar donny BU, Maria Ressa, jurnalis kawakan dari Filipina

Mungkin, kalau lebih banyak ulasan atau informasi kemudahan menggunakan AI, kita akan lain cara berpikirnya. Persepsi AI yang menakutkan bisa ditekan. Manusialah yang membuat Generative AI controlable atau uncontrolable. termasuk peningkatan kasus kesepian dan bunuh diri. Demikian Maria Ressa, jurnalis kawakan dari Filipina menyampaikan infonya di IGF. 

Kasus kesepian dan bunuh diri itu bisa diintervensi oleh manusia. Kalau lingkungan keluarga, misalnya, tidak mendukung, maka anak akan lari ke AI. Lalu yang disalahkan AI. Hal ini yang sedang didiskusikan di IGF, sesi high. Bgitulah Mas Donny BU menyampaikan di WA Group Siberkreasi.


Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline