Tak ada internet indihome di pulau pari. Itulah informasi yang Omjay dapatkan dari beberapa penduduk setempat. Di pulau pari penduduknya baru 300 kk dan tersebar ke dalam 4 RT dan 1 RW. Mungkin karena itu, pimpinan indihome belum melihat ada peluang bisnis di sana. Masih tekor kalau berinvestasi di pulau pari he-he-he.
Alhamdulillah selama dua hari berada di pulau pari, Omjay menggunakan kuota internet dari Telkomsel. Komunikasi lewat internet berjalan lancar dan Omjay banyak memberikan informasi lewat media sosial. Sebagai seorang content creator, akses internet sangat penting untuk upload video dan foto. Juga berbagai tulisannya.
Alhamdulillah beberapa tulisan di Kompasiana tercipta dari pulau pari menggunakan Telkomsel. Sempat juga was-was karena kuota internet diberitahu oleh pesan SMS Telkomsel hanya tersisa 10 MB. Omjay harus irit menggunakan internet.
Tadinya Omjay berharap ada jaringan wifi internet indihome di tempat homestay atau penginapan kami di pulau pari. Ternyata tidak ada sama sekali. Kami hanya mengandalkan kuota internet dari Telkomsel.
Semoga tahun depan pemilik penginapan sudah memasang internet indihome. Bagian marketing Indihome harus kreatif memasarkan indihome sampai ke pulau yang ada di kabupaten Kepulauan seribu.
Sebenarnya, ini bisa menjadi peluang bisnis buat indihome dari Telkom Indonesia. Sebab masyarakat di sana sangat memerlukan internet untuk mendukung usahanya.
Kalau setiap homestay ada internet indihome tentu akan semakin senang wisatawan berada di sana. Juga para pengusaha UMKM yang akan memasarkan produk dari hasil usahanya.
Omjay sempat membeli beberapa oleh-oleh dari pulau pari. Diantaranya sukun dan rempeyek kacang. Rasanya enak sekali. Dijual oleh penduduk di sana untuk wisatawan yang datang berkunjung ke pulau pari. Harganya juga sangat terjangkau dan relatif murah.