Pak Mukidi sedang pusing. Sampai hari ini Tunjangan Hari Raya (THR) yang dijanjikan ibunda Menteri Keuangan, Ibu Sri Mulyani belum juga turun. Sudah bolak balik ke ATM belum juga mencair dana THR-nya.
Sampai rumah, Pak Mukidi ditanya sama istrinya.
"Pak Apa THR sudah turun? Ibu Mau belanja. Tetangga sebelah sudah turun THR-nya. Sudah banyak yang belanja ini dan itu". Begitulah istrinya bicara dengan nada menggerutu.
Pak Mukidi hanya bisa pasrah. Beliau berharap besok THR sudah bisa turun. Katanya akan dapat bonus THR satu bulan gaji dan ditambah 50% gaji pokok Mukidi sebagai seorang guru PNS.
Pak Mukidi Golongan IIIA PNS. Beliau sudah hitung THR yang akan diterima. Kalau THR turun alias mencair, pasti istri akan bisa tersenyum dan belanja sana sini. Seperti tetangganya pak Mukijan yang sudah memborong banyak barang dan kue-kue buat lebaran idul fitri.
Pak Mukidi sampai terbawa mimpi. Dalam mimpi bertemu bidadari. Pak Mukidi sangat tahu diri. Bidadari cantik tidak beliau salami. Dalam mimpi tunjangan sertifikasi turun. Beliau sangat senang sekali. Semua proses dilancarkan berkat bertemu bidadari.
Ternyata itu semua hanya mimpi. Pak Mukidi sedih sekali. Dalam dunia nyata semua itu tidak terjadi. Ayo kita bantu pak Mukidi. Beliau juga anggota PGRI.
Mohon bantuan pembaca kompasiana. Kapan THR Pak Mukidi Turun?
Salam Blogger Persahabatan
Omjay