Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

TERVERIFIKASI

Guru Blogger Indonesia

Minta Tanda Tangan Penceramah Ramadhan

Diperbarui: 2 April 2023   01:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minta tandatangan penceramah/Dokpri

Nostalgia masa kecil yang tak pernah terlupakan adalah minta tanda tangan penceramah Ramadhan. Usai sholat tarawih biasanya kami berkumpul bersama penceramah Ramadhan untuk minta tandatangan.

Nostalgia masa kecil itu kini terlihat di depan mata, ketika anak sekolah dasar kelas empat meminta tandatangan bapak ustadz Hasnan di musholla Al Hamzah Jatibening indah pondok gede Bekasi.


Ramai sekali suasananya dan mereka antri dengan tertib untuk minta tanda tangan bapak ustadz Hasnan. Omjay hitung, ada sembilan orang anak sekolah dasar yang malam itu mendekati pak ustadz Hasnan untuk minta tandatangan beliau.

Dahulu semasa Omjay kecil, buku tandatangan ditulis tangan dan tabel dibuat sendiri oleh tulisan tangan di buku tulis. Sekarang sudah ada lembar kerja Ramadhan yang seperti LKS atau lembar kerja siswa. Penceramah Ramadhan tinggal tanda tangan saja. Murid SD yang menuliskan isi ceramahnya.

Minta tanda tangan penceramah Ramadhan/dokpri

Omjay kembali menerawang masa lalu ketika masih duduk di sekolah dasar sekitar tahun 1980-an. Sehabis mendengar ceramah ramadhan, kami berkumpul mendekati pak ustadz. Kami minta tanda tangan pak ustadz dan mencium tangan pak ustadz. Pulangnya suka dikasih Snack sama pengurus masjid. Sebagai hadiah sudah datang ke masjid untuk sholat isya berjamaah dan dilanjutkan dengan sholat tarawih.

Nostalgia masa kecil memang lucu sekali. Pulang tarawih kami suka main dulu baru pulang ke rumah. Terkadang kami main lompat tali atau permainan tradisional lainnya seperti main gobak sodor dan galasin.

Omjay masih ingat. Dahulu menteri pendidikan Nasional adalah bapak Daud Yusuf. Kurikulum ditambah menjadi satu setengah tahun oleh beliau. Jadi belajar di sekolah dasar bertambah enam bulan. Belum ada yang namanya guru penggerak saat itu.

Sebelum berangkat ke masjid, kami menyiapkan buku tulis yang sudah diisi tabel nama penceramah, isi ceramah dan tanda tangan penceramah serta tanggal ceramah. Waktu itu kami masih pakai pensil dan belum menggunakan pulpen tinta seperti saat sekarang ini. Penerbit mampu menangkap peluang bisnis. Jadilah buku panduan Ramadhan sekolah dasar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline