Seorang kawan menulis di WA Group Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO). Beliau bertanya APA YANG SALAH DENGAN PENDIDIKAN KITA? Mengapa belum ada kurikulum gempa di sekolah kita?
Menurut Omjay tidak ada yang salah. Kita akan bersalah ketika tidak pernah memberikan masukan kepada pemerintah Indonesia. Dalam hal ini kementrian pendidikan dan kebudayaan serta riset dan teknologi.
Musibah gempa bumi di negara Turki, Suriah, dan Libanon mestinya menjadi perhatian Mas Menteri, Nadiem Makarim. Bahkan seharusnya menjadi prioritas mengingat Indonesia berada di ring of fire. Banyak sekali berita di tanah air tentang musibah gempa. Baru saja kita dengar ada gempa di Jayapura, Papua.
Kita harus menyadari sebagai bangsa yang sering terkena gempa bumi. Puluhan, bahkan ratusan gunung berapi tersebar merata. Indonesia berada di atas lempeng Asia dan Australia. Lempeng bumi itu termasuk yang paling tinggi frekuensi aktivitasnya.
Contoh terbaru adalah gempa Cianjur di Jawa Barat. Bagaimana daerah itu bisa hancur dalam sekejap. Korban berjatuhan akibat gempa. Musibah itu berulang-ulang terjadi dengan berpindah-pindah lokasi.
Hal ini mestinya Mas Menteri Nadiem Makarim paham. Ada yang salah dengan pendidikan kita. Mumpung Kurikulum Merdeka baru berjalan beberapa semester, mengapa kurikulum kebencanaan tidak dimasukkan?
Penggabungan Dikbud dan Ristek semestinya menghasilkan kurikulum yang holistik yang mencakup perilaku antisipasi jangka panjang. Mengapa itu tidak dihasilkan?