Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Belajar Bisnis dari Tukang Ketupat Sayur

Diperbarui: 21 November 2022   10:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Selamat pagi kawan-kawan. Sarapan apa pagi ini? Omjay sarapan dengan ketupat sayur. Makanan ini dijual orang di pinggir jalan pemuda. Tepatnya di dekat sebelah kanan depan pintu masuk Labschool Jakarta. Pokoknya gampang banget ketemunya. Sebab mudah dilihat dari jalan pemuda. 

Ketupat sayur hanya ada di pagi hari saja. Tepat pukul 8, biasanya mereka sudah keliling dan menjajakan dagangannya ke berbagai tempat. Semua itu mereka kerjakan dengan ikhlas hingga siang hari. Mereka adalah orang-orang yang menjemput rezeki di pagi hari. Mencari orang yang belum sarapan pagi.

Dokpri 

Harga ketupat sayur tidak mahal. Kalau pakai telor Rp. 13.000 dan tidak pakai telor Rp. 10.000. Kalau tidak punya uang, ngomong aja sama pakde Mulyono. Pasti akan diberikan gratis oleh beliau. Begitulah cerita pakde Mulyono kepada Omjay. Beliau akan dengan senang hati membantu sesama.

Kami ngobrol santai sambil menikmati ketupat sayur. Beliau akan memberikan harga murah buat mereka yang memang benar-benar membutuhkan sarapan pagi. Kadang ada yang membayar Rp. 5000 sampai Rp. 7.000 untuk sepiring ketupat sayur. Semua itu beliau terima dengan niat menolong sesama.

Dokpri 

Pakde Mulyono berangkat dari rumah kontrakannya habis sholat subuh. Beliau berjalan kaki dan mendorong gerobaknya. Dari velodrom Rawamangun hingga hutan kayu dijalaninya. Terkadang beliau sengaja tidak pakai alas kaki. Supaya kakinya kuat dan sehat. Selain di depan jalan pemuda, beliau berjualan sampai jalan hutan kayu Jakarta Timur. Semua itu ditekuninya setiap hari. Termasuk juga hari libur Sabtu dan Minggu.

Dokpri 

Laki-laki berusia 62 tahun ini bercerita kalau sehari bisa dapat uang di atas Rp. 500.000 kalau lagi ramai. Kalau habis semua bisa dapat Rp. 650.000. Nah, modalnya sekitar Rp. 170.000 sampai Rp. 200.000. Kalau sepi pembeli, pernah beliau alami hanya dapat Rp. 150.000. Beliau menerima dengan ikhlas. Jadi sehari bisa laku 50 piring. Itulah targetnya setiap hari. Kalau ditotal penghasilannya sebulan bisa Rp. 9.000.000. Jadi itu pemasukan kalau ramai pembeli setiap hari. Paling kecil Rp. 3.000.000 kalau sepi pembeli. Alhamdulillah dengan penghasilan segitu, beliau bisa bertahan hidup di kota Jakarta.

Dokpri 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline