Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Benarkah Penulis Itu Penjual Kata-kata?

Diperbarui: 8 November 2022   16:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Assalamu'alaikum, selamat hari baru kawan-kawan. Pasti senang membaca tulisan Omjay eh Docjay. Padahal kawan-kawan pasti sedang dalam kesibukan. Menulis dalam kesibukan itu asyik. Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Seperti pesan pak Haji Thamrin Dahlan. "Buku Mahkota penulis dan buku muaranya tulisan". Hal itu disampaikan beliau ketika mengisi materi di kelas belajar menulis beberapa waktu lalu. Jadilah penulis dan kumpulkan tulisan itu menjadi sebuah buku yang bermutu.

Seperti buku yang dibuat oleh Omjay/Docjay. Klik https://form.dapet.in/omjay , siapa cepat dia dapat! Semoga tidak dihapus admin kompasiana yang baik hatinya. Dari kemarin julan buku, baru dua orang saja yang membelinya. Kalau GRATIS pasti laku, hehehe.

Seorang kawan baik berkelakar. Penulis itu penjual kata-kata. Kalau kalimat yang dituliskannya informatif dan mengena di hati pembaca, maka tulisannya akan banyak dibaca oleh orang lain. Tak heran bila ada sebuah buku dicetak berulang kali, karena isinya bagus dan memberikan manfaat buat pembaca bukunya. Contoh Buku Novel Laskar Pelangi dan Negeri 5 Menara.

Kita semua pada hakekat seorang penjual. Ada yang menjual jasa, ada yang menjual ide, dan ada yang menjual kata-kata. Penulis adalah penjual kata-kata selain penyanyi dan pelawak hahaha. Kalau bukunya enak dibaca, isinya sesuai dengan harapan pembaca, pastilah bukunya akan dicari banyak orang.

Apa yang membuat buku itu enak dibaca? Sebab isinya memesona pembaca. Mereka hanyut ke dalam alur cerita yang dibuat penulisnya. Omjay sendiri sudah berkali-kali membaca bukunya dan senang sekali menonton filmnya. Walaupun terkadang, lebih enak membaca bukunya dariapada filmnya. Kita bisa berfantasi seenak kita sendiri. Kalau sudah difilmkan, maka ada racikan sutradara dan penulis skenario di dalamnya.


Mengapa banyak orang akhirnya menyukai buku yang dituliskannya? Sebab buku yang dituliskannya mengena di hati pembaca. Seperti makan-makanan kesukaan kita. Kita akan makan berkali-kali saking enaknya. Kita tak peduli lagi penyakit yang akan menyerang tubuh kita.

Siapa orang yang menuliskannya? Pastilah orang itu yang sangat rakus membaca. Tak ada penulis buku bagus tanpa rakus membaca. Sebab setiap kata yang ada di dalamnya sangat mengikat makna dan membuat pembaca dibuat kagum olehnya. Mereka selalu saja bisa menulis tanpa ide.

Dimana didapatkan buku tersebut? Tentu saja di toko buku terbesar di Indonesia dan bisa juga diperoleh dengan mudah di berbagai marketplace. Omjay sendiri menjual buku dengan berbagai cara. Baik secara online maupun offline.

Kapan buku akan laku dan dibeli oleh pembaca? Biarkan buku tersebut menemui takdirnya. Kita lakukan promosi terus menerus. Mulai dari peluncuran buku hingga pemasaran bukunya. Kalau tulisannya bagus dan bermanfaat buat pembaca, harga mahalpun pasti akan dibeli. Pembaca tidak lagi memilih beli beras atau kebutuhan pokok lainnya. Sebab buku yang dibelinya sangatlah berharaga melebihi kebutuhan pokok manusia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline