Malam Ramadhan hari ketujuhbelas puasa ini jamaah sholat isya dan tarawih di musholla Al Hamzah Jatibening Bekasi sudah mulai berkurang. Mungkin sebagian jamaah sudah mulai sibuk dengan urusan masing-masing.
Omjay bersyukur masih bisa datang ke mushola untuk sholat berjamaah. Padahal sudah mulai terasa berat kaki ini melangkah ke rumah Allah. Semakin mendekati malam kedelapanbelas puasa, semakin banyak godaan datang dari dalam diri.
Sehabis buka puasa, biasanya kalau perut kekenyangan, jadi malas datang ke masjid atau mushalla. Oleh karena itu saya tidak makan nasi. Cukup makan 2 buah lontong dan gorengan ketika berbuka puasa dan makan nasi kalau sudah sholat tarawih.
Habis sholat tarawih ngobrol sebentar dengan pengurus musholla. Kami ngobrol tentang pergerakan mahasiswa saat ini. Semoga pergerakannya tidak ditumpangi oleh oknum-oknum yang sengaja memancing ikan di air yang keruh.
Gerakan mahasiswa harus murni karena kehendak hati nurani rakyat dan bukan karena ego anak muda yang tak berbasis data. Semua itu harus karena Allah SWT.
Dalam alam demokrasi seperti saat ini, demo tidak dilarang. Tapi harus dilaksanakan secara santun dan tertib. Kita bisa belajar dari sejarah perjuangan mahasiswa sebelumnya. Setiap generasi pasti ada kisahnya sendiri.
Seperti pagi ini. Saya melihat siswa siswi SMP negeri 167 berbaris rapih dan mengikuti kegiatan Ramadhan dengan sangat tertib. Pengurus osis dan rohis memimpin acara dan guru hanya sebagai pendamping kegiatan saja. Sungguh kegiatan yang sangat baik dan mendidik mereka menjadi seorang pemimpin di masa depan.