Malam ini saya terbangun dari mimpi. Saya teringat kejadian tadi pagi. Saya bertemu dengan Bang Adun. Penjual kopi keliling yang baik hati. Beliau terus bekerja setiap hari. Semangatnya terus menyala tinggi. Saya tuliskan kisahnya di sini.
Bangkitkan semangat UMKM bersama JNE. Kawan-kawan pelaku UMKM harus terus diberi semangat. Pandemi covid19 yang cukup lama, membuat mereka hampir saja putus asa. Banyak usaha yang terpaksa gulung tikar. Mereka memulai usaha lagi dari nol. JNE menjadi mitra UMKM dalam mengirimkan produk UMKM ke seluruh Indonesia. Bahkan sampai ke manca negara.
Saya menjadi teringat dengan kantin UNJ yang baru saja selesai dibangun. Dulu saya sering melihat Bang Adun berjualan koran di kantin UNJ. Kalau ketemu dengannya, saya ajak Bang Adun ngobrol sambil makan siang. Kita ngobrol santai dan saya bertanya sama Bang Ajun.
'Kalau dagang koran mulai tidak laku, Abang mau jualan apa?' Begitulah pertanyaan saya padanya waktu itu.
Era disrupsi membuat pekerjaan jualan koran keliling sudah tak bisa diharapkan. Orang lebih suka baca koran lewat digital yang menyenangkan. Kenyataan itu membuat Bang Adun akhirnya berpindah usaha jadi penjual kopi keliling sepanjang jalan.
Selasa pagi saya bertemu dengan Bang Adun lagi. Semangatnya masih tetap menyala tinggi. Dia buatkan saya kopi panas di pagi hari. Sambil nikmati suasana pagi di depan sekolah Labschool UNJ yang asri.
Pelaku UMKM saat pandemi banyak yang mati segan hidup tak mau. Seperti nasib Bang Adun ini. Terus bergerak mencari solusi di dalam ketidakpastian kehidupan. Universitas kehidupan telah mengajarkan cinta dan kasih sayang untuk terus bertahan. Berkelahi dengan waktu akhirnya harus dilakukan.
JNE ada untuk Indonesia. Semua orang Indonesia harus merasakan manfaat dari kehadiran JNE. Produk dan layanan JNE harus menjangkau ke semua lapisan masyarakat. Saya termasuk bagian dari masyarakat itu.