Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Pare Itu Pahit tapi Menyehatkan

Diperbarui: 27 Mei 2021   04:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Pare itu memang pahit, tapi menyehatkan

Kemarin saya panen pare di kebun Oma. Mama Entong langsung memasaknya menjadi tumis pare yang lezat. Selain pare mama Entong juga memanen kangkung. Tumis kangkung yang lezat mendampingi tumis pare yang pahit tapi menyehatkan.

Cabe merah juga sudah berbuah lebat. Mama Entong langsung memetiknya untuk tambahan bahan memasak tumis kangkung. Pagi ini saya sahur pakai tumis kangkung dan pare yang lezat.

Alhamdulillah puasa Syawal yang saya jalankan tinggal 2 hari lagi. Sempat batal karena sakit radang tenggorokan. Suara saya bahkan sempat hilang. Sekarang Alhamdulillah kembali normal.

Sambil menunggu waktu Subuh, saya membaca resume kawan kawan guru yang sedang belajar menulis. Sekarang sudah masuk gelombang 18. Semalam pak Akbar Zainuddin yang jadi narsumnya. Beliau memasarkan strategi memasarkan buku.


Apa yang disampaikan pak Akbar Zainuddin bagus sekali. Saya menjadi semakin yakin bahwa buku yang saya tulis semakin laku dan bermanfaat untuk orang banyak.

Buku berburu ilmu di negeri panda yang lucu, Alhamdulillah sudah semakin banyak yang pesan. Saya mencetak ulang 39 buku di Lamongan. Cak Imin membantu saya mencetak ulang bukunya.

Memang memasarkan buku dengan modal sendiri itu banyak seninya. Kita akan merasakan pahit getirnya menjual buku. Berbeda dengan memasarkan buku di penerbit mayor. Penulis tidak terlalu dipusingkan dengan urusan penjualan buku. Setiap 6 bulan sekali akan turun royalty buku.

Menulis dan menerbitkan buku sendiri seperti memakan pare yang pahit. Rasanya memang pahit tapi menyehatkan tubuh. Berkali kali saya menawarkan buku, hanya dilihat saja dan belum ada aksi untuk pemesanan buku.

Saya tak pernah patah semangat. Sebab buku yang saya tuliskan memberikan manfaat. Mereka akan dapat ilmu baru tanpa harus belajar langsung ke negeri China. Mereka juga jadi tahu bagaimana cara guru guru di negeri tirai bambu mengajar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline