Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Tantangan Labschool dalam Menyiapkan dan Menerjemahkan Sistem Pendidikan di Era Digital

Diperbarui: 22 Juli 2020   21:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

siswa labschool/dok.istimewa

Tantangan Labschool dalam menyiapkan dan menerjemahkan sistem pendidikan di Era Digital

A. PENDAHULUAN

Seorang kawan yang baik hati mengirimkan sebuah file tentang acuan membuat artikel dalam rangka seleksi calon kepala sekolah di lingkungan Labschool Universitas Negeri Jakarta. Tentu saja saya senang menerimanya. Sebab acuan ini sangat saya perlukan dalam penulisan makalah. Kalau cuma copas di Internet sh gampang, tapi saya ingin menulis dari hasil pemikiran saya sendiri.

Saya membaca sedikit demi sedikit isinya. Mencoba memahami apa yang diminta panitia seleksi. Panitia tentu akan memilih kepala sekolah yang terbaik dan mampu memimpin sekolah Labschool dengan berbagai tantangan yang dimilikunya. Salah satu tantangannya adalah menterjemahkan sistem pendidikan di era digital. Sayapun sangat terkesan dengan pemaran Prof. Ahmad Sofyan Hanif tentang kepemimpinan yang dapat anda tonton dalam rekaman video di bawah ini. Kegiatan ini adalah bagian dari kegiatan LDKS dan Pra Saksi di kelas 8 SMP Labschool Jakarta.


Kepala sekolah memiliki peranan paling utama tidak hanya mengisi fungsi managerial di sekolah yang merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi berbagai program sekolah, tetapi juga secara moral dan etik adalah sebagai motor utama dalam arah pengembangan sekolah. Dalam konteks itu, kepala sekolah dituntut untuk memiliki tidak hanya etos kerja profesional, kompetensi sosial, kompetensi manajerial dan kompetensi kewirausahaan, tetapi juga mumpuni dalam wacana pengembangan pendidikan. 

Pemahaman terhadap arah dan trend pendidikan global dan adaptif terhadap tren serta kebijakan di tingkat nasional, salah satunya adalah contoh kesiapan dalam pengembangan sekolah-sekolah Labschool. Begitulah kalimat pertama yang saya baca dalam acuan penulisan artikel ini. Labschool sudah seharusnya menjadi komunitas penggerak di negeri yang mayoritas penduduknya tinggal di pedesaan.

labschool harus menjadi komunbitas penggerak/mediaindonesia.com

Kepala sekolah yang mampu merancang dan melaksanakan program dengan baik serta mampu mengevaluasi program kerjanya bersama tim yang solid, tentu sangat diperlukan dalam membangun labschool menjadi sekolah unggul di masyarakat. Kepala sekolah mampu memimpin gerbong pasukannya agar sampai kepada tujuan yang diharapkan. 

Oleh karena itu, semua stake holder yang ada di dalamnya harus mampu bekerjasama sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. Kepemimpinan kepala sekolah akan teruji dengan berbagai masalah yang dihadapinya. Seperti motto pegadaian, mengatasi masalah, tanpa masalah. Kepala sekolah yang cerdas pasti akan sellau mencari slusi terbaik dari permasalahan yang ada.

Dalam rangka melihat kedalaman wawasan dan pemikiran, panitia seleksi memberikan dokumen tersebut sebagai acuan. Calon kepala sekolah Labschool yang akan datang diharapkan mampu dalam artikelnya menerjemahkan dan menyajikan berbagai wacana yang menjadi trend pendidikan di level nasional maupun global. 

Harapannya tentu wacana ini yang kelak kemudian ketika menjadi kepala sekolah dapat menjadi dasar bergerak, dan diimplementasikan pada berbagai program di sekolah. Adapun tema besar dalam penulisan artikel adalah "membangun labschool menjadi center for excellence dalam menghadapi tantangan global dan memasuki era disruptif".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline