Kamis, 14 Maret 2019 adalah hari keduabelas kami belajar di negara china. Kali ini kami diminta berangkatkan pukul 07.00 waktu setempat. Sarapan pagi sudah disiapkan mulai pukul 06.30, dan setelah itu kami menuju bus besar yang sudah disiapkan oleh panitia.
Saya duduk di bagian paling belakang bus seperti biasa. Namun oleh pemandu, kami diminta pindah bus sebanyak 4 orang. Jadilah saya, pak dedi, kadek dan pak lanang pindah ke bus dua. Di sana ada rombongan P4TK kemdikbud dan Sesdikjen GTK Kemdikbud. Untuk sementara, omjay berpisah rombongan dengan group dikdas kemdikbud.
Bus meluncur dengan kecepatan tinggi. Kami hanya berhenti sekali di rest area. Setelah itu bus meluncur ke provinsi yang berbeda. Dari kota Xuzhou ke tempat wisata Qufu sekitar 3 jam perjalanan. Qufu termasuk kota yang berada di provinsi Shandong. Kami belajar budaya (Confucian culture) yang dalam Bahasa Indonesia disebut Kong Hu Cu.
Dalam Wikipedia dijelaskan,
Kong Hu Cu atau Konfusius, kadang-kadang sering hanya disebut Kongcu (Hanzi: , hanyu pinyin: KongfuziKongzi) (551 SM -- 479 SM) adalah seorang guru atau orang bijak yang terkenal dan juga filsuf sosial Tiongkok. Filsafahnya mementingkan moralitas pribadi dan pemerintahan, dan menjadi populer karena asasnya yang kuat pada sifat-sifat tradisonal Tionghoa. Oleh para pemeluk agama Kong Hu Cu, ia diakui sebagai nabi.
Pengaruh Kong Hu Cu terhadap peradaban Tiongkok tidak boleh dianggap enteng; ajarannya telah meluas ke Jepang, Korea dan Vietnam, khususnya melalui Konfusianisme, doktrin yang dikembangkan murid-muridnya dan para komentator.
Buku Analek adalah sebuah karya singkat yang berisi diskusi dan pembicaraannya dengan murid-muridnya. Karyanya tersebut disusun setelah dia meninggal dan berisi inti-inti ajarannya.
Hari ini, rombongan kami berkunjung ke tempat tersebut. Kami berkunjung ke tempat ibadahnya (kuil), ke istananya, dan tempat pemakamannya. Biaya per orang untuk masuk tempat ini 140 Yuan. Tiket diberikan pemandu Wisata yang bernama Sushi dan Cheng Yu. Kami dibagi ke dalam dua group besar.
Di tempat wisata tersebut, kami juga bertemu dengan rombongan pengawas dan kepala sekolah dari Indonesia yang juga belajar di China. Mereka belajar di universitas Jiangsu, sedangkan kami belajar di China University of Mining and Technology (CUMT).
Kata kebajikan yang dikenang Konghucu/Konfusius adalah:
"Orang yang luar biasa itu sederhana dalam ucapan, tetapi hebat dalam tindakan.""Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh."