Alhamdulillah sudah sampai rumah di Jatibening Bekasi. Seharian ini saya ada di desa lebar anyar Purwakarta Jawa Barat. Di sana saya melihat langsung pembangunan madrasah peninggalan almarhum kakek MAO Dimjati. Sekaligus pergi ke makam kakek dan nenek serta leluhur kami dari keluarga H. Irsyad yang telah meninggal di tahun 1955.
Capek juga pergi pagi pulang malam. Saya sengaja tidak menginap. Tapi hati saya puas karena madrasah raudahatul jannah akhirnya dapat dibangun kembali. Sempat tertunda pembangunannya karena ketiadaan biaya. Anak dan cucu MAO Dimjati akhirnya bermusyawarah dan bersepakat untuk membangun kembali madrasah dengan kekuatan kebersamaan.
Alhamdulillah, donatur datang silih berganti dan bantuan dana mengalir sedikit demi sedikit. Tak terasa sudah mencapai lebih dari 25 juta. Itu semua berkat kekuatan kebersamaan. Semoga dalam waktu dekat, dapat terkumpul kembali dana tambahan sehingga kami dapat melanjutkan pembangunan sampai semua kelas.
Target kita 2 kelas dulu dan nanti di atasnya ada aula atau ruang serba guna. Secara bertahap kita akan buat ruang kelas berikutnya. Sehingga ruangan dapat dipakai untuk belajar santri. Sementara ini mereka masih belajar di gedung lama yang kondisinya juga sangat memprihatinkan. Biaya pemeliharaan yang tinggi membuat yayasan tak berdaya dalam soal keuangan.
Semoga madrasah raudahatul Jannah dapat berdiri dengan megah dan mengantarkan para santrinya untuk mengabdi kepada agama, orang tua, bangsa dan negaranya. Aamiin.
Bagi anda yang ingin menjadi donatur ke madrasah kami dapat sms omjay di 08159155515.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI