Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Belajar TIK dan TIK untuk Belajar

Diperbarui: 21 Januari 2017   07:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siswa SMP Labschool Jakarta Belajar TIK (dokpri)

Kalau semua orang menggunakan TIK untuk belajar pasti akan banyak yang pintar. Namun sayangnya, belum banyak orang menguasai TIK. Jadi harus belajar TIK dulu. Bisa secara otodidak dan bisa secara biasa. Ada guru yang mengajarkan ilmu TIK sehingga mereka paham penggunaan TIK dalam kehidupan sehari-hari.

Penggunaan TIK di negeri ini memang baru sebatas untuk membantu pekerjaannya sehari-hari. Belum untuk pengembangan diri untuk belajar TIK lebih mendalam. Tak heran kalau kita masih menjadi bangsa pengguna produk TIK. Sebab kita masih dalam tahapan menggunakan TIK untuk belajar.

ICT for Learning dikampanyekan oleh kemdikbud. Dengan sebuah harapan semakin banyak orang mengunakan TIK untuk pembelajaran. Kemdikbud berharap ICT for All atau TIK untuk semua terjadi dimana dimana. Semua orang diharapkan sudah belajar TIK secara mandiri.

Persoalannya sekarang siapa yang mengajar TIK? Apakah semua guru mata pelajaran? Harapannya sih begitu. Tapi kenyataannya belum semua guru mata pelajaran siap. Materi TIK belum siap diberikan atau dititipkan ke materi pelajaran lainnya. 

TIK masih digunakan sebatas alat bantu pembelajaran dan belum dipahami keilmuannya. Wajar saja pada akhirnya, ilmu TIK tidak bisa berkembang dan dikembangkan oleh kemdikbud. Paradigamnya masih menganggap TIK hanya sebagai alat bantu dan bukan sebagai ilmu.

Pemerintah mengharapkan siswa bisa mendalami pengetahuan & menciptakan pengetahuan dengan TIK, apakah keterampilan TIK bisa diajarkan kepada siswa tanpa mapel TIK di K13? Ternyata jawabannya tidak. Kenyataan di lapangan membuktikan itu.

Di sinilah sebenarnya peran guru TIK muncul. Mereka seharusnya menjadi orang terdepan di sekolah dalam mengembangkan keilmuan TIK di setiap mata pelajaran. Semua mata pelajaran menjadi lebih menarik dan menantang bila menggunakan TIK. 

Sesuatu yang sulit bisa menjadi mudah ketika guru menguasai TIK. Guru bisa membuat media pembelajaran yang inovatif seperti yang dilakukan para guru pemenang lomba kreativitas guru (LKG) yang diadakan oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan.

TIK untuk belajar memang harus terus dilakukan, namun belajar TIK jangan sampai terlupakan. Belajar TIK bisa terjadi bila pondasi TIK sudah tertanam kuat dalam kegiatan siswa sehari-hari. 

Di sinilah perlunya mata pelajaran TIK yang sudah benar berada dalam kurikulum 2006. Siswa menjadi mampu menggunakan TIK dalam kehidupan sehari-hari. Sayangnya, materi TIK belum pernah dikembangkan dan diupdate materinya oleh pusat kurikulum kemdikbud dan justru malah menggantinya dengan mata pelajaran prakarya dalam kurikulum 2013. Guru TIK dipaksa menjadi guru prakarya. Pada akhirnya guru TIK menjadi korban kebijakan kemdikbud yang kurang tepat.

Pendidikan yang paling dasar saat ini dimulai dari Sekolah dasar yang dilandasi untuk pemahaman pengetahuan dasar TIK. Hal ini sebagai penguat perlu dibuatkan kurikulum yang runtut dan berkesinambungan. maka perlu adanya pemikiran kaum cendekia utk menanamkan dasar TIK lalu dilanjutkan pada pengembangan TIK sebagai ilmu tepat guna sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan industri. Hal ini dilakukan agar tidak ada kesalah fahaman akan fungsi dari pendidikan TIK.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline