Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

TERVERIFIKASI

Guru Blogger Indonesia

Senjakala Kurikulum 2013

Diperbarui: 11 Maret 2016   00:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari awal digulirkannya, kurikulum 2013 memang sudah menuai pro dan kontra. Masalahnya semakin menumpuk ketika pergantian rezim pemerintahan. Mendikbud baru ketiban banyak masalah. Sedikit demi sedikit masalah diselesaikan dengan baik oleh pak Anies Baswedan, mendikbud pilihan presiden Jokowi.

 

Saya maklum dengan perubahan kurikulum. Adalah sebuah kewajaran bila kurikulum itu senantiasa diperbaharui. Namun demikian, kurikulum yang digulirkan tidak boleh dibuat tergesa-gesa. Jangan sampai banyak memakan korban. Pada akhirnya guru jugalah yang paling banyak menderita. Terutama guru yang mata pelajarannya tidak nongol lagi di kurikulum 2013. Mata pelajaran TIK adalah salah satunya. TIK adalah singkatan dari Teknologi Informasi dan Komunikasi.

 

Awalnya saya beranggapan kurikulum baru ini adalah sebuah tantangan. Prof Abdul Malik Fajar (Mantan mendiknas) mengatakan, "kurikulum adalah sebuah menu yang disajikan agar dapat menyenangkan, mengasyikkan dan mencerdaskan". Kalau ketiga point itu tidak terwujud, maka sudah bisa dipastikan kurikulum tersebut memang tidak layak dipertahankan. Mareka yang mempertahankan biasanya mereka yang kecipratan proyek kurikulum 2013. Dicarilah dalil-dalil hukum dan teori untuk membenarkannya. Pada akhirnya yang muncul ke permukaan hanya pembenaran dan bukan kebenaran.

 

Ketika mendapatkan undangan untuk mengikuti diklat kurikulum 2013 di hotel berbintang, saya berharap ada sesuatu yang baru muncul. Tapi sayang saya tak mendapatkannya. Saya hanya menyaksikan para instruktur yang hanya bisa membaca slide power point dari para pejabat pusat kurikulum dan perbukuan. Dari guru yang ikut jadi instruktur waktu itu, hanya bisa pelenga-pelongo menyaksikan kami para peserta yang kritis bertanya sana sini. Bagi kami, kurikulum 2013 hanya menimbulkan masalah baru. bahkan ada mata pelajaran baru yang menggantikan TIK di SMP dan SMA. 

 

Sebagai guru TIK saat itu, saya tak bisa menolak tugas untuk menjadi guru prakarya. Dua tahun mencoba mencintai mata pelajaran prakarya, tapi ternyata tak bisa. Saya lebih mencintai mata pelajaran TIK di SMP. Setiap kali anak-anak bertanya kapan belajar TIK lagi, maka saya tak bisa menjawabnya dengan cara-cara seorang akademisi. Saya hanya bilang pada mereka, tunggulah presiden baru. Waktu itu, pemilihan presiden sedang seru-serunya. Jokowi dan Prabowo bertarung merebut hati rakyat.

 

Presiden Jokowi terpilih. Beliau menunjuk mendikbud baru yang kita semua sudah tahu kapasitas dan kredibilitasnya. Pak Anies Baswedan tahu, banyak masalah dalam proyek kurikulum 2013. Penghentian sementara kurikulum 2013 menjadi obat penenang bagi kami yang mata pelajarannya hilang. Mata pelajaran TIK masih ada di kurikulum 2006. Kamipun bernafas lega untuk sementara. MGMP TIK yang awalnya mati suri sudah mulai menggeliat lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline