Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

TIK Penting Dalam Pembelajaran

Diperbarui: 8 Desember 2015   12:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) penting dalam pembelajaran. Tapi sayangnya Masih banyak guru dan dosen di Indonesia yang masih gaptek. Itu kenyataan yang terjadi di lapangan. Sudah menjadi kewajiban kita guru tik dan kkpi mengajari mereka. Guru TIK daan KKPI memang harus siap untuk mengupdate materi pembelajaran seiring kemajuan jaman demi kemajuan anak bangsa. Bagaimanapun situasinya, belajar TIK sangat penting untuk Indonesia yang meruapakan negara kepulauan. TIK akan menyatukan kita dari Sabang sampai Merauke.

Kurikulum 2013 tujuannya sangat mulia. Namun ada kebijakan yang belum tepat. Khususnya tentang kebijakan penghapusan matpel tik/kkpi yang kurang pas. Dari mata pelajaran berubah menjadi bimbingan. Hal ini tentu saja sangat merugikan kami sebagai guru tik dan kkpi. Ternyata dalam pelaksanaannya bimbingan tik tidak jalan dan kawan kawan guru tik dan kkpi meminta kepada pemerintah utk kembalikan tik sbg matpel dalam struktur kurikulum. Save matpel tik dan kkpi harga mati seperti NKRI harga mati.

 

Tik bukan lagi hanya dunia maya tapi sudah merupakan dunia nyata. Pemanfaatan tik harus dimanfaatkan dengan baik dalam pembelajaran di sekolah. Tik bukan hanya sebagai alat bantu tapi sebagai ilmu yg penting diajarkan di sekolah. Jadi tik sudah layak sebagai matpel seperti dokumen naskah akademik dalam kurikulum 2006. Hanya saja amterinya harus dikembangkan mengikuti perkembangan zaman. Generasi emas Indonesia harus disiapkan untuk mampu bersaing di bidang tik. Materi tik yang diajarkan harus mampu dimanfaatkan oleh mereka setelah lulus dari sekolah.

Kesiapan guru tik dan kkpi dalam menyiapkan materi kompetensi inti dan kompetensi dasar sangat diperlukan untuk mengantisipasi materi tik yang sudah ketinggalan zaman. Anak anak digital native harus diarahkan untuk mampu menjadi produsen dan bukan lagi konsumen TIK. Bangsa ini tidak lagi hanya sebagai bangsa pengguna TIK.

Jumlah siswa Indonesia yang melanjutkan pendidikan lebih tinggi cukup memprihatinkan. Data bada pusat statistik menunjukkan 80 persen tenaga kerja kita masih berpendidikan rendah. Hal ini tentu sangat memprihatinkan kita. Tik bisa jadi salah satu kemampuan yg bisa diberikan kepada mereka sebagai skill yang harus diberikan untuk tenaga kerja produktif dalam demograsi indonesia dalam bentuk vokasional menurut Prof. Ivan Hanafi dalam semnas guru tik dan kkpi di kampus UNJ Rawamangun Jakarta Timur.

Rekaman Video Seminar Nasional dan temu akbar guru tik di kampus unj dapat anda lihat di bawah ini. Mohon bantu sebarkan https://youtu.be/KqEwyBd_M5E via Wijaya Kusumah - omjay save tik dan kkpi harga mati.

Matpel tik dan kkpi adalah bagian dari vokasional itu dan bisa dilakukan penyesuaian. Konsesus bersama education for all mengamanatkan utk memberikan life skill kepada anak indonesia agar mampu menjadi tenaga kerja produktif yang terdidik tik dengan baik.

Berikut ini pengalaman seorang kawan yang dituliskan di facebook.

Saya bukan Guru berlatar TIK tapi pernah mengenyam Diploma di Informatika selama satu tahun

ketika jadi guru madrasah swasta, saya ditunjuk untuk mengerjakan yang berhubungan dengan mengetik via Komputer [masih menggunakan Win. 3.1], sebab yang lain tidak ada yang faham

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline