Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Mari Sambut Kembali Matpel TIK dalam Kurikulum 2013

Diperbarui: 12 Oktober 2015   08:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Perwakilan guru TIK Diterima Mendikbud Anies Baswedan"][/caption]

Kawan-kawan, pertama kali kita rapat persiapan seminar nasional di KAMPUS UNJ Rawamangun. Nampaknya sejarah akan berulang kembali. Kita akan menggunakan kampus UNJ sebagai tempat perjuangan komunitas guru TIK dan KKPI beserta mahasiswa TIK se-Indonesia dalam menyambut kembali mata pelajaran TIK dan KKPI berada dalam struktur kurikulum 2013.

Kawan-kawan, dari dulu perjuangan guru TIK dan KKPI adalah perjuangan mandiri dan sangat percaya dengan kekuatan diri sendiri. Namun saat ini banyak pejuang guru TIK dan KKPI yang mulai frustasi sehingga ikut bercumbu mesra dengan penguasa. Bahkan dengan mudah dapat terbeli dengan fasilitas mewah akomodasi dan transportasi. Katakan,”SAVE MATPEL TIK DAN KKPI HARGA MATI”, jangan mudah tergoda dengan harta dan kekuasaan, sebab ini yang akan melemahkan perjuangan guru TIK dan KKPI mengembalikan mata pelajarannya yang dihapuskan dalam kurikulum 2013.

Sewaktu diundang di kota Balikpapan, di sebuah hotel mewah BINTANG LIMA kami sempat terlena dengan segala fasilitas yang diberikan penguasa. Akomodasi dan transportasi yang nyaman serta pulang dikasih amplop berisi uang telah membuat kami para pejuang TIK/KKPI benar-benar terlena. Namun kemudian kami tersadar setelah diajak menonton film “MOCKINGJAY” pada malam harinya, bahwa ini adalah "jebakan batman" agar para guru pejuang TIK dan KKPI tidak terlalu protes adanya penghapusan matpel TIK dan KKPI dalam struktur kurikulum 2013. Guru TIK dan KKPI dibuat menjadi penurut dengan fasilitas negara.

Padahal kita sama-sama tahu, akibat kurikulum ini ribuan guru TIK dan KKPI dirugikan dan mahasiswa calon guru TIK dan KKPI menjadi bingung dengan masa depannya. Banyak perguruan tinggi yang menurun drastis penerimaan mahasiswa TIK-nya karena banyak mahasiswa baru yang tak memilih jurusan TIK. Banyak sekali kawan-kawan guru TIK dan KKPI yang dirumahkan dan beralih profesi. Kalau sudah demikian ini menjadi masalah hak asasi manusia yang harus diperjuangkan bila kita masih memiliki rasa empati yang tinggi sebagai anak negeri.

Hal yang menyedihkan, anak-anak selalu bertanya kapan belajar mata pelajaran TIK lagi, karena sudah bosan dengan mata pelajaran prakarya yang isi materinya ternyata bisa dimasukkan dalam mata pelajaran IPA dan seni budaya. Oleh karena itu dalam kewenangan mengajar, kini guru TIK dan KKPI tidak lagi mengajar prakarya, alhamdulillah. Ini sebuah langkah maju dalam perjuangan guru TIK dan KKPI.

Kita tentu patut bersyukur karenanya, sebab ini adalah perjuangan kita bersama setelah demo 2 Mei 2014 di kantor kemdikbud senayan, dan bertemu langsung mendikbud, Mohammad Nuh. Lalu dilanjutkan kembali dengan kawan-kawan komunitas guru TIK dan KKPI yang menghadap mendikbud Anies Baswedan pada 24 Desember 2014. Dari perjuangan inilah lahir komunitas guru TIK dan KKPI yang masih berjuang mengembalikan mata pelajaran TIK dan KKPI.

Tentu perjuangan ini bukanlah perjuangan sim salabim. Masih ada orang orang idealis dan tidak mudah terbeli yang terus berjuang dan masih punya hati nurani untuk tidak mementingkan dirinya sendiri. Anak negeri harus didahulukan agar terdidik TIK dengan baik. Jangan karena ketiadaan listrik lalu mata pelajaran TIK dan KKPI dihilangkan. Jangan pula karena materi TIK dianggap “usang atau jadul”, lalu mata pelajaran ini dihapuskan tanpa ada pengembangan dari pusat kurikulum kemdikbud.

Sungguh tak salah bila kita selalu menuliskan slogan save TIK dan KKPI harga mati sebagai bentuk rasa kepedulian kita akan pentingnya mata pelajaran TIK dan KKPI. Kita wajib mengembalikannya ke tempatnya semula seperti di KTSP 2006. Sebab sampai saat ini belum ada kajian akademik atau kajian ilmiah yang sangat rasional dihapuskannya mata pelajaran TIK dan KKPI.

Alasan TIK terintergasi ke semua matpel adalah alasan yang dicari-cari dan bisa diperdebatkan. Hingga saat ini TIK terus berkembang menjadi sebuah sains atau ilmu pengetahuan yang terus dkembangkan di negara manapun. Alasan ketiadaan listrik di desa seyogyanya menjadi motivasi buat kepala daerah untuk menyediakan listrik masuk desa, dan listrik masuk sekolah. Ilmu komputer atau computer Science terus berkembang di banyak negara.

Dihapuskannya mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia dari kurikulum 2013 menambah keterpurukan pendidikan di Indonesia. Padahal di negara maju lainnya pendidikan computer science di sekolah kian dikembangkan. Menurut World Education Forum, pendidikan Indonesia menempati ranking 69 dari 76 negara. Hal ini terungkap dalam Seminar Nasional Computer Science di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Jumat (18/9/2015). Anda bisa melihat videonya di bawah ini yang diliput metrotv.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline