Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Ruang Publik dan Kepemimpinan

Diperbarui: 30 September 2015   21:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang publik itu milik semua orang. Tapi tidak semua orang mau mengurusinya. Banyak yang kurang peduli untuk merawat dan melestarikannya. Perlu seorang pemimpin yang sangat peduli dengan ruang publik. Bila pemimpinnya peduli, maka yang lain akan ikut membantu mewujudkannya. Ruang publik dan kepemimpinan sangat erat kaitannya. Hal itu berdasarkan pengamatan saya setelah banyak berkunjung ke berbagai daerah, dan berdasarkan pengalaman pribadi mengelola ruang publik. Taman dan lapangan terbuka harus diperbanyak. Ruang Terbuka Hijau harus terus dikampanyekan agar Indonesia menjadi contoh buat negara lainnya.

[caption caption="Lapangan Olahraga Blok C Komplek TNI AL Jatibening Indah Bekasi (Dokumentasi Pribadi)"][/caption]

Di komplek perumahan kami di Jatibening Indah Bekasi juga demikian. Saat ketua RT dan RW terpilih sangat peduli dengan ruang publik, maka semua warga akan ikut membantunya. Contohnya saat lapangan olahraga komplek kurang terawat, maka ketua RW 010 mengumpulkan semua Ketua RT untuk mencari solusinya. Dari rapat RW itu disepakati untuk membenahi lapangan olahraga menjadi hidup kembali. Dana diambil dari swadaya masyarakat. Para Ketua RT yang menjadi ujung tombaknya dalam pencarian dana. Begitu dana terkumpul, lapangan bisa segera direvitalisasi atau direnovasi sesuai kesepakatan bersama. Kini lapangan olahraga itu hidup kembali. Anak-anak bisa bermain bola, dan bermain basket. Semua warga bisa berinteraksi di lapangan olahraga tersebut. Rumput yang menghijau dan pohon-pohon yang berada di sekelilingnya membuat kami senang berkumpul di tempat itu.

Peran Pemimpin

Di sinilah peran pemimpin untuk ikut mewujudkan ruang publik yang cantik dan menarik. Tentu di tingkat kelurahan dan kecamatan juga ada program untuk itu. Bila Lurah dan Camat sangat peduli dengan ruang publik yang ada di kelurahan dan kecamatannya, maka ruang publik yang ada di wilayah kerjanya akan tertata dan terkelola dengan baik. Jadi fungsi pemimpin di tingkat RT, RW, kelurahan dan Kecamatan sangat berperan penting dalam mewujudkan ruang publik yang dirasakan manfaatnya untuk semua. Masalahnya, tidak semua pemimpin masyarakat memahaminya, sehingga ruang publik tidak menarik. Taman dan lapangan serta tempat ibadah yang ada di dalam perumahan tidak ditata dan dikelola dengan baik. 

Dari tingkat kelurahan lalu kecamatan akan terus menyambung ke tingkat kabupaten atau kota. Bapak Bupati atau bapak Walikota tentu mempunyai kewenangan untuk mengelola ruang publik. Dana dari masyarakat sudah jelas tertulis dalam anggaran belanja daerah. Tinggal kemauan dan tekad saja untuk mewujudkan ruang publik yang cantik dan menarik. Kepala daerah yang memiliki misi dan visi yang jelas tentang pengelolaan ruang publik tentu akan menggunakan anggaran dana belanja daerah untuk mengelola ruang publik yang lebih cantik dan menarik. Contohnya seperti pak Ridwan Kamil Walikota Bandung. Beliau berhasil mengelola ruang publik semakin cantik dan menarik. Lihatlah bagaimana beliau membuat alun-alun dan masjid raya kota Bandung menjadi lebih terkelola dengan baik. Juga taman-taman yang ada di wilayahnya seperti taman Vanda, dan taman taman lainnya yang ada di wilayah kota Bandung. Anda bisa membaca liputan saya di sini.

[caption caption="Keceriaan di alun-alun kota Bandung"]

[/caption]

Peran pemimpin sangat penting dalam pengembangan ruang publik. Merekalah yang menentukan kebiajakn ruang publik terkelola dengan baik. Tahun 2015 ini, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengambil tema “Ruang Publik Untuk Semua (Public Spaces for All)” untuk mengangkat isu terkait ruang publik di perkotaan dan perumahan. Ruang publik adalah tempat yang disediakan oleh pemerintah untuk digunakan dan dinikmati masyarakat secara cuma-cuma tanpa mengambil keuntungan. Tujuan dari pengangkatan tema ini adalah untuk mendorong upaya pemerintah dalam menyediakan ruang publik yang dapat diakses serta dimanfaatkan oleh semua orang tanpa terkecuali. Peran pemerintah daerah tentu sangat ditunggu, dan para pemimpin akan terlihat kepeduliaannya. Bila mereka mampu membuat ruang publik yang cantik dan menarik, maka hari habitet sedunia akan terasa gaungnya. 

Ruang Publik

Ruang publik itu tidak harus selalu besar. Tergantung dari kemampuan kita memanfaatkannya. Ruang terbuka Hijau (RTH) tentu sangat diharapkan ada di setiap kelurahan dan kecamatan. Begitu juga di tingkat yang lebih kecil seperti Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT) yang berada dalam komplek perumahan. Ruang publik di perumahan dan perkotaan saat ini masih sangat minim. Kendalanya ada pada semangat pemimpin untuk membuka ruang publik yang terasakan untuk semua. Mulailah dari pemerintahan yang terkecil.

Pengalaman saya menjadi ketua RT, saya ajak warga untuk membuat lapangan olahraga dengan dana dari warga sendiri. Alhamdulillah dana terkumpul dan lapangan olahraga terwujud. Lapangan yang kami bangun itu tidak hanya digunakan untuk berolahraga saja, tapi juga bisa digunakan untuk kegiatan lainnya, seperti arisan warga, pertemuan warga, pengajian, dan kegiatan lainnya. Di tingkat RW, kami punya lapangan yang lebih besar. PaK RW mengajak ketua RT untuk membangunnya menjadi lebih cantik dan menarik. Alhamdulillah banyak donatur yang memberikan dana, lapangan olahraga serta taman di komplek perumahan bisa dipakai untuk semua warga. Ruang publik menjadi terawat dan dibuatlah aturan pengelolaannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline