Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

TERVERIFIKASI

Guru Blogger Indonesia

Mari Dukung Kampanye One Blog One Teacher

Diperbarui: 30 Juni 2015   12:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika Guru Diajak untuk Menulis

Saya bermimpi satu orang guru memiliki satu blog yang terkelola dengan baik. Para guru menuliskan pengetahuan dan pengalamannya di blog yang terbaca banyak orang. Semakin banyak konten-konten edukasi bertebaran di dunia maya. Tentu informasi tentang dunia pendidikan dengan mudah kita dapatkan. Kita ajak guru mampu menciptakan informasinya sendiri melalui tulisannya di blog.

Dalam beberapa kesempatan menjadi pembicara dalam dunia tulis menulis, saya selalu gaungkan kampanye “one blog, one teacher”. Saya selalu bersemangat agar kawan-kawan guru mampu menulis dengan belajar menulis di blog pribadinya. Sebab hal itu sudah saya alami sendiri dengan belajar menulis di berbagai blog yang saya kelola. Salah satunya di http://wijayalabs.com.

Semoga mimpi ini menjadi nyata. Saya bersama komunitas sejuta guru ngeblog (KSGN) akan terus mengkampanyekannya melalui kegiatan pelatihan guru menulis dan ngeblog ke berbagai daerah. Semoga dapat bekerjasama juga dengan kompasiana yang sudah semakin besar dan dikenal masyarakat luas.

Berikut ini adalah salah satu contoh reportase kegiatan saya yang diliput media. Semoga bermanfaat!

 

Ketika Guru Diajak untuk Menulis

Senin, 29 Juni 2015 08:50 WIB

Wijaya Kusumah. (DOK.PRIBADI)

“MENULISLAH setiap hari dan buktikan apa yang terjadi.” Begitu imbauan yang disuarakan Wijaya Kusuma, tenaga pengajar TIK di SMP Lab School Jakarta, kepada para guru di Indonesia. 

Menulis, terutama dengan memanfaatkan perkembangan teknologi, membuat guru mudah mengikuti kemajuan zaman. Selain itu, penguasaan di sektor teknologi, informatika, dan komputer (TIK) turut berimbas pada pola pengajaran. 

Apalagi, kesaran pengajar untuk mengikuti perkembangan TIK belumlah terasa. Menurut Wijaya, rendahnya serapan guru di sektor TIK tak sekadar dilatarbelakangi ketiadaan fasilitas, seperti yang terjadi di sejumlah kota kecil, tapi juga faktor usia seperti yang berlaku di Pulau Jawa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline