Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

TERVERIFIKASI

Guru Blogger Indonesia

Pembelajaran Berbasis Olimpisme di SDIT Insan Kamil, Bekasi

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Selama 2 hari ini, Sabtu dan Minggu, tanggal 30 Nopember dan 1 Desember 2013 saya diminta terlibat aktif dalam pelatihan Trainer of Trainer (TOT) di SDIT Insan Kamil, Bantar Gebang, Bekasi. Ada sekitar 30 orang guru hadir dalam kegiatan TOT Olimpisme yang diselenggarakan oleh Komite Olimpiade Indonesia (KOI).

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="https://fbcdn-sphotos-e-a.akamaihd.net/hphotos-ak-frc3/1426740_10202659334952644_1126703328_n.jpg"][/caption]

Setelah memberikan materi seminar nasional di SMPN 1 Tambun Selatan, saya langsung meluncur ke SDIT Insan Kamil. Disana sudah berkumpul tim trainer olimpisme yang dipimpin oleh pak Sony Teguh Trilaksono. Sebagai salah satu trainer, saya diminta memberikan materi olimpisme dalam lingkungan pendidikan.

Inti dari materi ini adalah penerapan olimpisme di sekolah dalam rangka mendukung terbangunnya lingkungan pendidikan yang lebih kondusif. Ada maksud dan tujuan yang diharapkan dalam TOT ini. Maksud dari pemberian materi ini adalah agar para guru mengetahui dan memahami tentang konsep lingkungan pendidikan yang kondusif. Sedangkan tujuannya adalah para guru mampu menerapkan olimpisme sebagai soft skill dalam lingkungan pendidikan. Saya menyebutnya pembelajaran berbasis olimpisme.  Bagi anda yang belum tahu apa itu olimpisme, bisa dicari informasinya di mesin pencari Gooogle.

Lingkup materi yang diberikan dalam TOT ini adalah:

  1. Memahami tuntutan lingkungan eksternal VS Dunia pendidikan saat ini
  2. Bagaimana menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif
  3. Menanamkan nilai-nilai olahraga (Olimpism) untuk membangun lingkungan pendidikan yang kondusif.

Bila kita memahami lingkungan dunia pendidikan saat ini, kita melihat ada sesuatu yang berlawanan dengan lingkungan eksternal. Telah terjadi perubahan dengan skala global di berbagai aspek kehidupan di dunia, termasuk juga dalam lingkungan pendidikan. Hal itu dapat dilihat dari bidang ekonomi, sosial, politik, dan budaya. Harus diakui, saat ini kendali  ekonomi ada di tangan negara-negara maju. Persaingan bisnis meningkat tajam. Ekonomi berbasis intelektual mengalahkan ekonomi berbasis ekploitasi sumberdaya alam. Terjadilah gap ekonomi antara negara maju dengan negara berkembang makin dalam. Di bidang sosial terbentuk masyarakat global (multisosial) yang dimana kehidupan individualistis makin meningkat. Terlihat makin banyak penyakit-penyakit sosial di masyarakat. Di bidang politik terjadi demokratisasi karena keterbukaan dan kita memiliki keterikatan terhadap regulasi international. Semua level masyarakat berperan dalam kehidupan politik. Di bidang budaya terjadi keterbukaan/transparansi. Telah terjadi globalisasi budaya atau cross cultur dan terciptanya kehidupan dunia maya. Dinamika kehidupan meningkat dan semakin meningkatnya penyakit psikologis.

Di era global ini, telah terjadi perubahan di berbagai aspek kehidupan di dunia. baik di bidang Ekonomi, Sosial, Politik, dan Kultur. Perlu disadari saat ini, Teknologi dan Informasi sudah berkembang dengan pesat dan sangat berperan dalam mempercepat perkembangan ilmu pengetahuan & wawasan masyarakat.

SUMBERDAYA MANUSIA (SDM)MENJADI FAKTOR STRATEGIS. Mengapa? Karena SDM memiliki faktor perubahan penting untuk kemajuan dan aset utama suatu negara atau perusahaan. SDM tersebut memiliki nilai kompetitif sebagai pembanding antar suatu SDM dengan lainnya.

Harus kita ketahui kompetensi SDM yang dituntutoleh lingkungan kompetitif saat ini :

Pengetahuan/Wawasan Global

  • - Berbasis Teknologi dan Informasi
  • - Kecerdasan dalam Inovasi & Kreativitas
  • - Pemahaman Nilai-Nilai Universal (Lintas Budaya)

Sikap / Perilaku

  • - Disiplin, Dipercaya
  • - Dinamis &Flexible
  • - Inisiatif & Proaktif
  • - Inovatif & Kreatif
  • - Mandiri / “Survive”

Keterampilan Global

  • - “ Soft Skill” (komunikasi/interaksi)
  • - IPTEK & Informatika
  • - Ketrampilan Kompetitif (spesifik & berdaya saing)

Banyak artikel yang mengatakan bahwa yang sangat dibutuhkan dalam industri pekerjaan ialah soft skill jika dibandingkan dengan kemampuan dan pengetahuan. Masalah terbesarnya adalah, pendidikan di indonesia lebih menekankan terhadap perkembangan hard skill, sehingga banyak SDM yang kurang kreatif dan tidak memiliki soft skill.

Akibatnya, kompetisi SDM Indonesia kurang kompetetif pada berbagai sektor, baik pada skala regional maupun internasional.Dan karena kurang akan soft skill,Indonesia kurang siap memenuhi kebutuhan industri yang terus berkembang. kekurang siapan tersebut dapat membuat kondisi ekonomi Indonesia makin terpuruk.

Karena itu, Indonesia HARUS SEGERA MENCIPTAKAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN YANG KONDUSIF! Lantas apa Lingkungan Pendidikan Yang Kondusifitu? Menurut Platform Pendidikan Nasional di Singapura, lingkungan pendidikan yang kondusif adalah Lingkungan sistem pendidikan yang terdiri dari unsur sekolah, kurikulum, guru, anak didik, orang tua dan lingkungan masyarakat, dimana hasil sistem pendidikan tersebut sejalan ( kondusif ) dengan tuntutan & kebutuhan lingkungan eksternal ( misalnya : persiapan menghadapi globalisasi, kompetisi)

Selain penciptaan lingkungan pendidikan yang kondusif, ada upaya lain untuk menguragi Gap hasil pendidikan dengan tuntutan lingkungan eksternal, yaitu denganMensinkronkan arah Pendidikan Sesuai Kebutuhan Kompetensi Yang Dibutuhkan Lingkungan Eksternal, Dengan Penyusunan Kurikulum Yang Relevan Dengan Kehidupan Yang lebih Riil, Melalui :

  1. Pemberian kompetisi Hard Skill dan Soft Skill pada siswa
  2. Penyiapan mental siswa menghadapi lingkungan kompetisi yang keras dengan perubahan yang makin cepat
  3. Pelatihan adaptasi dengan lingkungan sekarang
  4. Mengembangkan pikiran inovatif dan kreatif untuk menghadapi tantangan global

Upaya lain dalam mengurangi Gap ialah dengan Pembekalan Multi Kompetensi Kepada Siswa. Mengapa multi kompetensi?Sebab, kesuksesan seseorang dewasa ini ditentukan oleh 20 % kecerdasan intelektualnya (IQ), 50 % kematanganemosionalnya (EQ), dan 30 % ketabahan/kegigihan (AQ). IQ yang merupakan Hard Skill hanya dibutuhkan sebesar 20% dalam kesuksesan, sedangkan 80% sisanya (AQ dan EQ) merupakan Soft skill.

Metode dasar dalam pengembangan multi kompetensi, adalah mengoptimalkan fungsi otak kanan & kiri. Otak kanan lebih cenderung kepada visual dan seni, dan ingatannya bersifat jangka panjang. Sedangkan otak kiri lebih cenderung ke logika dan kata-kata, ingatannya bersifat jangka pendek (sementara). Dengan Pengembangan Hard Skill + Soft Skill Secara Terpadu , Akan Terbentuk Pada Diri Siswa Kepribadian Yang Optimis, Mandiri & “Survive”

Olahraga sebagai ”Sekolah untuk kehidupan”

Olahraga yang dilakukan melalui perancangan dan palaksanaan yang benar merupakan sekolah yang baik bagi kehidupan masa sekarang dan masa depan, oleh karena itu olahraga yang dimulai sejak anak-anak berada di sekolah dasar yang dikenal dengan istilah mata palajaran pendidikan jasmani haruslah mendapat perhatian dan ditunjang dengan segala aspek yang diperlukan.

Keterampilan yang diperolah melalui berbagai macam partisipasi dalam permainan merupakan dasar perkembangan manusia secara keseluruhan. Keterampilan tersebut dapat berupa kerja sama, percaya dan harga diri yang merupakan faktor-faktor penting yang mendasar untuk membentuk pribadi manusia agar mereka dapat dan mampu berpikir dan berbuat untuk kepentingan dirinya, masyarakat, negara, bangsa dan dunia (kepentingan masa depannya)

(Prof. Imam Suyudi: Pakar OR/ Mantan Direktur National Olympic Academic OfIndonesia )

Lantas, apa hubungan antara olimpisme dengan peningkatan SDM tersebut? Penerapan nilai Olimpisme dapat dilihat dengan Menggunakan metode “ proses dinamika kelompok “ atau “quantum learning process”, serta pendekatan Kepelatihan /Pengajaran Di Lingkungan Pendidikan Dengan Menanamkan Nilai Dan Semangat Olimpisme Pada Diri Peserta Didik, Terbukti Sangat Efektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline