Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Ramainya Pantai Pangandaran Mengingatkanku Pada Si Dia

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1345937007646542778

[caption id="attachment_195068" align="aligncenter" width="600" caption="Indahnya Pantai Pangandaran Membuatku Ingat Pada si Dia"][/caption]

Setelah bermalam di desa Taraju, Tasikmalaya, anak-anak minta diajak pergi ke pantai Pangandaran. Katanya pantai Pangandaran ramai sekali di saat lebaran. Saya pun berdiskusi dengan istri dan kaka ipar. Kita menyetujui untuk bersama-sama pergi ke Ciamis Pangandaran, setelah membooking kamar terlebih dahulu di sebelah Hawaii Beach Hotel, Jl. Bulak Laut Pamugaran. Kami takut tak kebagian penginapan, karena biasanya suasana lebaran saat ini, Pangandaran penuh didatangi orang dari berbagai daerah. Untunglah ada saudara dari isti yang memiliki penginapan di daerah wisata pangandaran.

Kami berangkat dengan 2 mobil. Mobil Kijang diisi oleh keluarga kakak ipar, dan Mobil Avanza diisi oleh keluarga saya. Jumlah kami semua keluarga besar sekitar 16 orang. Kami meluncur dari desa Taraju sekitar pukul 17.00 wib, dan mampir sejenak di jalan untuk beristirahat, mengisi bensin, dan sholat magrib berjamaah di musholla yang ada di POM Bensin dekat dengan Warung Petey, Tasikmalaya.

Rombongan kami melaju dengan kecepatan sedang (rata-rata antara 40-60 km/jam), dan sepanjang jalan tidak ditemui kemacetan yang berarti. Alhamdulillah, sekitar pukul 22.00 wib kami semua tiba di tempat wisata Pangandaran.  Setiap mobil beserta orangnya dipungut biaya Rp. 32.000,-.

Usai meletakkan barang-barang di kamar hotel, kami semua mencari makan malam. Ramai sekali pantai pangandaran malam ini. Sepanjang jalan tiada henti orang berlalu lalang layaknya siang hari. Bahkan banyak orang bersepeda mengelilingi jalan Bulak Laut Pamugaran. Saya dan keluarga besar terhanyut dalam ramainya kerumunan orang. Sampai akhirnya kami menemukan tempat makan ayam goreng yang lezat bersama keluarga tercinta.

Sambil menikmati makan malam, saya lihat orang bule seneng sekali naik becak. Mungkin di negaranya gak ada becak kali ya, hehehe. Mobil dan motor melewati kami tiada henti. Belum lagi rombongan orang-orang bersepeda yang dengan riang gembira mengayuh sepedanya. Namun menurut informasi dari pedagang ayam goreng, lebaran tahun ini jumlah orang yang datang berwisata lebih sepi dari tahun sebelumnya. Kalau tahun lalu, orang datang berduyun-duyun, sampai banyak orang gak kebagian kamar tidur, dan terpaksa menginap di mobil atau pinggir pantai.

Setelah kenyang menyantap ayam goreng pemuda, anak-anak minta diajak ke pantai. Saya melihat banyak orang di pinggiran pantai. Ramai sekali suasananya. Ada yang menyalakan kembang api, dan ada pula yang menyalakan petasan. Bunyi dar der dor menggema memekakkan telinga. Membuat siapa saja yang ada di sana merasakan keramaian berada di pantai pangandaran ini. Di depan pintu masuk, saya melihat banyak polisi berjaga-jaga menjaga keamanan.

Satu persatu anak-anak sudah mulai mengantuk, dan kami pun keluar dari pantai untuk kembali ke hotel. Rencananya esok hari kami ingin sekali melihat matahari terbit di pantai sebelah timur. Bagus banget kalau di foto. Saya pun menyiapkan kamera dan kelengkapannya untuk mengambil foto esok hari. Semoga mendapatkan gambar yang bagus. Saya sengaja tak mengambil gambar malam ini, karena hasilnya kurang bagus, dan kurang enak dipandang mata. Lampu di malam hari kurang mendukung untuk mengambil gambar yang bagus.

Ramainya pantai Pangandaran membuat saya bersyukur kepada Allah bisa kembali ke tempat ini. Pandangan saya menerawang jauh ktika dulu masih bujangan. Terakhir kali ke tempat ini di tahun 1989. Waktu itu ada perpisahan sekolah STM Negeri 3 Jakarta. Kami satu angkatan menginap dan bermalam di pantai pangandaran ini. Tentu sangat berkesan sekali bagi kami yang baru saja lulus dari STM negeri.

Kini saya kembali ke sini besama anak dan istri.  Gak kebayang bisa kembali ke tempat ini dalam suasana yang berbeda. Saya pun kembali teringat dengan mantan pacar yang saya cium di tempat ini. Semoga si dia masih ingat ciuman terindah yang pernah saya berikan, hehehe.

Lagu Samson, kenangan terindah pun mengiringi saya menuliskan ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline