Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Alun-alun Masjid Raya Bandung

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

134526665298911838

Usai melaksanakan sholat isya berjamaah di masjid raya bandung, ada sesuatu yang terjadi dalam tubuh ini. Rasa lapar menyerang diri. Maklumlah buka puasa tadi belum menyentuh nasi. Perut terasa lapar dan membuat saya terpaksa harus keluar masjid mencari makanan.

[caption id="attachment_193872" align="aligncenter" width="533" caption="Alun-alun Masjid Raya kota Bandung"][/caption]

Di luar masjid ternyata ramai sekali. Alun-alun masjid raya bandung penuh sesak orang-orang berlalu lalang. Ada yang belanja untuk hari lebaran, dan ada juga yang bersengaja untuk berjalan-jalan saja sambil menikmati udara kota bandung yang malam ini serasa sejuk.

Sayapun langsung mencari tempat makan malam. Alhamdulillah. Sepiring batagor dan es jeruk sudah masuk dalam perut dan sayapun larut dalam hiruk pikuk keramaian alun-alun masjid kota bandung. Banyak sekali orang berkerumun di tempat yang luas ini. Mulai dari halaman parkir, sampai sepanjang jalan alun-alun kota Bandung. Kondisi jalanpun semakin macet. Banyak mobil dan motor antri di sepanjang jalan alun-alun masjid raya kota Bandung.

Saya melihat para pedagang kaki lima saling merebut hati para calon pembelinya. Mereka berteriak nyaring menjajakan barang dagangannya. Mereka yang pintar berdagang pastilah dapat untung banyak malam ini. Perputaran uang rupiah berputar dengan cepat di tempat ini.

Alun-alun masjid raya bandung memang memikat hati. Banyak pedagang kaki lima di sini berjualan dengan tertib. Rata-rata mereka berasal dari garut dan padang. Itulah informasi yang saya dapatkan dari penjual minuman yang mulai beres-beres merapihkan barang dagangannya. Sebentar lagi lapak nya akan tutup, dan pembeli yang ramai sedikit demi sedikit menghilang.

Alun-alun masjid raya kota bandung memang memiliki kenangan tersendiri di hati ini. Di tempat inilah saya mengungkapkan isi hati saya kepada seorang gadis yang baik hati. Dua tahun kemudian kamipun menikah dan sekarang sudah dikaruniai dua orang putri yang cantik-cantik.

Alun-alun masjid raya bandung memang memiliki keunikannya sendiri. Di tempat ini banyak orang berlalu lalang. Dulu agak rawan di tempat ini, namun sekarang relatif aman karena banyak preman sudah bisa tertib dan menjaga keamanan alun-alun masjid raya bandung.

Saya ngobrol cukup lama dengan penjual minuman dan rokok. Saya perhatikan banyak sekali pembeli yang datang membeli barang dagangannya. Saya pun mewawancarainya dan bertanya berapa penghasilan bersihnya tiap malam. Katanya, semalam bisa mendapatkan pemasukan bersih sekitar 100 ribu rupiah kalau ramai seperti sekarang ini.

Alun-alun masjid raya bandung memang banyak memberikan rezeki buat para pedagang kaki lima yang berjualan di sini. Rata-rata mereka masih memiliki hubungan saudara antar sesama pedagang. Saya pun banyak belajar dari para pedagang yng menjual barang dagangannya. Berjualan seperti ini gak ada sekolahnya. Mereka langsung belajar dari universitas kehidupan. Siapa yang mampu bekerja keras, dan fokus dengan barang dagangannya, maka dia akan mendapatkan keuntungan dari hasil usahanya.

Alun-alun masjid raya bandung memang menarik untuk diceritakan. Lain waktu saya akan bercerita lagi. Saatnya beritikaf kembali di masjid dan bertemu Allah lewat sholat. Di malam-malam terakhir bulan suci ramadhan ini, mari kita isi dengan membaca kitab suci, dan memahami kalam Ilahi. Dengan begitu, kita akan kembali fitri dan semoga menjadi orang yang bertakwa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline