Setiap kali datang bulan suci Ramadhan, maka orang yang paling sibuk adalah ibuku. Beliau bekerja selama hampir 24 jam melayani kami semua. Rasanya hanya sedikit waktu istirahatnya. Betapa tidak, dari mulai bangun tidur sampai tertidur lagi, ibu tak lelah dan letih mempersiapkan makan sahur, dan makan untuk berbuka puasa. Semua itu dilakukannya dengan riang gembira. Ibu selalu tersenyum melayani kami semua anggota keluarganya. Ibu bagaikan mentari pagi yang menyinari dunia.
Ibuku memang makhluk Allah yang paling baik. Beliau melayani kami semua anggota keluarganya dengan pelayanan terbaiknya. Tak pernah terdengar keluhan di bibirnya. Meskipun saya tahu harga kebutuhan pokok melonjak tinggi. Ibu harus pandai mengelola keuangan keluarga yang ada. Gaji ayah yang tak besar, mampu dikelolanya dengan baik.
Hebatnya ibu, makanan 4 sehat 5 sempurna selalu saja ada dihidangkan di meja makan keluarga. Ibu selalu saja mampu menyediakan makanan buat kami sahur dan berbuka puasa dengan nilai gizi yang tinggi. Sambil tak lupa ibu mengingatkan kami untuk berdoa. Bersyukur kepada Allah atas segala nikmat dan rezeki yang diberikan hari ini. Siapa yang bersyukur, pasti akan ditambah rezekinya oleh Allah, Tuhan yang Maha Pemberi Rezeki.
Ibu adalah murobbiku. Ibu adalah guruku. Tak pernah lelah mengingatkan kami semua untuk beribadah. Senantiasa membaca Al-Quran dan sholat berjamaah di rumah Allah. Keteladanan ayah, juga membuat kami tak pernah lalai dalam sholat dan membaca kitab suci. Ayah lebih banyak memberikan kami contoh dan teladannya. Sedikit bicara, dan banyak bekerja. Saya bersyukur memiliki orang tua yang sangat perhatian kepada aktivitas anak-anaknya. Tak salah bila kami semua ingin menjadi anak yang sholeh dan sholekhah.
Bulan suci Ramadhan datang. Aktivitas ibadah harus lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Ibu selalu mengajariku agar sholat tepat waktu. Sebab seorang pemimpin harus mampu disiplin soal waktu. Siapa yang tak disiplin soal waktu, maka dia akan menjadi orang yang tak pandai mengelola waktu dengan baik. Hari-harinya berada dalam kerugian, dan menjauh dari kebajikan.
Ibu dan bulan suci Ramadhan membuatku teringat akan jasa-jasa almarhum ibu. Bulan Ramadhan adalah hari-hari dimana ibuku sibuk luar biasa. Melayani kami semua dengan segenap tenaga dan pikirannya. Ibu adalah adalah mutiara hati yang selalu bersemayam dalam gerak langkah kami.
Kini engkau telah tiada. Namun sosokmu selalu terkenang di dalam jiwa dan raga ini. Jadikan kami semua anak-anakmu untuk selalu berbakti. Kami pun berharap medapatkan ridho Ilahi Robbi. Semoga Allah menjadikan puasa kami adalah puasa orang-orang yang pandai bersyukur dan berserah diri. Amin.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H