Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Cinta Itu Buta

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1340165795254471638

[caption id="attachment_183649" align="aligncenter" width="448" caption="Cinta Itu Buta Dokumentasi Pribadi"][/caption]

Pernahkah kamu Jatuh Cinta? Pasti pernah. Boong kalau kamu gak pernah jatuh cinta. Bisa jadi ada kelainan dari dalam dirimu. Bisa jadi kamu perlu pergi ke psikolog karena belum mengalami jatuh cinta.

Setiap manusia pasti mengalami apa yang disebut jatuh cinta. Itulah yang kurasakan ketika masih sekolah di SMA.  Sekolah anak baru gede yang biasa orang sebut ABEGE. Anak remaja yang menjelang dewasa.

Kata orang cinta itu buta. Seringkali mereka yang jatuh cinta tak peduli dengan omongan orang lain. Pokoknya, sang pujaan hati harus ikutan jatuh cinta pula. Padahal belum tentu. Bisa jati eh jadi cinta itu bertepuk sebelah tangan. Kitanya seneng, dianya kagak, hahaha. Kalau sudah begitu sedih banget ya?

Kamu pasti akan mengalami kegagalan cinta.  Untaian lagu dangdut di bawah ini akan mendayu-dayu lucu menghiburmu.

Cukup sekali aku merasaaaaaaa.... kegagalan cinta........

Tak 'kan terulang kedua kaliiii.....di dalam hidupku.....

Orang sedih kok joget? Itulah lagu dangdut. Sedih, gembira tetap ceria sambil berjoget menghapus duka lara. Tapi tidak demikian dengan temanku. Sebut saja namanya Amir. Dia baru saja ditolak cintanya. Cewek yang dia taksir ternyata menolak cintanya. Amir pun sedih, dan akhirnya berkonsultasi denganku.

"Lay, gue sedih banget nih! Cinta gue ditolak sama si Wati. Padahal gue demen banget sama die. Lo bisa kasih solusi gak? Gue kayak patah hati nih!" begitulah Amir memulai curhatannya kepadaku yang dia biasa memanggilku "Lay". Singkatan dari Alay, hehehe.

"Gimana ya Mir, cewek itu khan gak hanya Wati. Loh bisa cari wanita lain. Jangan cengeng kenapa kalau jadi lelaki. Loh harus terima penolakannya. Soalnya kalau die kagak cinta sama elo masak elo mau paksa?" Aku mencoba ngomong apa adanya dengan Amir sambil kebut-kebut baju batikku yang sudah mulai memudar warnanya. Maklumlah anak kost. Belum punya duit buat beli batik baru. Kiriman dari babe terkadang juga datangnya telat.

"Iye lay, tapi gue cinta mati sama wati. gue gak akan kawin kalau bukan sama wati. Titik. Pokoknya gue harus cari akal. Cinta ditolak, dukun bertindak! Lo setuju kan kalau gue pergi ke orang pinter?" Amir bicara dengan amarah yang begitu tinggi,  Sambil menikmati nasi uduk mpok Minah yang dijual deket rumah kost kami. Buat kami yang masih sekolah, nasi uduk adalah pilihan terbaik buat mengisi perut kami di pagi hari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline