Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Lupakan 5W Plus 1H dalam Menulis Humor

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13369249541980563034

Buat anda yang masih baru dalam dunia tulis menulis, lupakan dulu 5 bersaudara dan 1 anak angkat yang biasa ditulis orang 5W plus 1H. Bila anda melupakannya pasti anda akan bisa menulis. Apalagi bila anda ingin menulis humor, maka 5W plus 1H harus dilupakan. Dengan begitu, tulisan anda akan mengalir dan membuat pembaca tertawa ngakak di depan layar monitor atau gadgetnya yang lain.

[caption id="attachment_176940" align="alignright" width="201" caption="Omjay waktu Lulus STM Negeri 3 Jakarta"][/caption]

Dalam menulis kreatif yang saya pelajari secara otodidak selama hampir 5 tahun di dunia maya, menulis adalah sebuah kegiatan menyampaikan pesan. Menulis adalah sebuah kegiatan seperti halnya kita mengobrol. Hanya bedanya, kita tak langsung berinteraksi layaknya kita chatting di facebook atau media lainnya. Bagi saya, menulis ya menulis saja dan lupakan 5W plus 1H. Dengan begitu ceritamu menjadi lucu dan menghibur.

Bila anda terjebak dengan teori 5W plus 1H, anda akan merasakan bahwa What, Who, Why, Where, When dan How akan menjerat anda erat-erat dengan ketat sehingga akhirnya anda tak mampu menulis. Kreativitas menulispun akan mati dengan sendirinya sebelum malaikat pencabut nyawa memanggilmu.

Itulah mengapa saya selalu menuliskan saja apa yang ada di kepala. Tuangkan saja seperti gelas yang berisi air, karena engkau gemar membaca. Tetapi, bila isi gelasmu kosong, karena malas baca, sebaiknya engkau tak usahlah menulis. Sebab gelas yang berisi air akan menghilangkan haus dahaga pembaca. Namun bila anda menulis dengan gelas kosong, maka pembaca hanya bisa menahan haus, dan pada akhirnya akan dengan sukarela berpindah ke tulisan yang lebih lucu, lebih kocak, berisi, dan mencerahkan.

Lupakan 5W plus 1H dalam menulis humor agar anda bisa menulis sambil tertawa. Terkecuali bila anda ingin menulis berita yang lengkap dan dan anda ingin menjadi jurnalis yang profesional.  Mereka biasanya bekerja dalam media arus utama yang memang mewajibkan aturan 5W plus 1H dalam menulis berita. Bagi kita orang biasa atau jurnalis warga, tuliskan saja dalam bahasa layaknya kita mengobrol, dengan begitu pesanpun sampai dan kita tak perlu berdosa bila 5W plus 1H tak kita gunakan.

Tuliskan saja apa yang kamu telah kamu kerjakan, dan kerjakan apa yang telah kamu tuliskan. Dengan begitu anda akan bisa menulis dimana saja dan kapan saja. Tak ada beban dalam menulis, sebab menulis adalah menceritakan apa yang kau dengar, rasakan, dan kau lihat. Gunakan bahasa terbaikmu, dan tuliskan dengan efektif dan efisien apa yang ingin disampaikan.

Dalam menulis, akan terlihat dengan sendirinya 5W plus 1H bila anda sudah terbiasa menulis setiap hari. Anda sudah tahu apa (what) yang harus dituliskan, kapan saatnya (when) dituliskan, dimana (where) dituliskan, Siapa (Who) yang menuliskan, kenapa (Why) dia menuliskan, dan bagaimana (How) dia menuliskannya. Semua itu akan menyatu dengan sendirinya tanpa harus menghafal teori menulis 5W plus 1H. Itulah mengapa menulis setiap hari disarankan agar anda lancar dalam menulis. Seperti bayi balita yang baru belajar berjalan dan bicara. Dia akan bisa berjalan, dan berbicara lancar setelah si balita melakukan sesuatu kegiatan berjalan dan berbicara setiap harinya.

Begitupun dengan menulis. Aapalagi bila anda ingin menulis humor. Tak ada orang yang bisa langsung menulis dengan kocaknya. Termasuk saya yang sudah menulis selama 3 tahun di blog keroyokan kompasiana setiap harinya. Bila saya tak bisa online ke dunia maya, maka biasanya saya akan menghukum diri saya untuk menulis dua kali lebih banyak agar menulis bisa lebih dari 30 kali artikel ngawur dalam sebulan. Tuliskan apa yang ada di dalam pikiran, dan nanti akan kita edit bila ingin dirajut ke dalam sebuah buku. Bagi saya, menulis di blog adalah menulis layaknya bayi baru bisa belajar berjalan dan bicara. Tulisan saya yang ngawur karena benar membuat saya menjadi kreatif dalam menulis.

“Ketika yang ilmiah, sistematis, dan formal itu hanya kedok belaka yang justru banyak membohongi. Sekarang sudah saatnya untuk ngawur saja. Ngawur karena benar” (Sujiwo Tejo)

Lupakan 5W plus 1H dalam menulis bila anda ingin bisa menulis. Bila anda penganut paham menulis humor, maka anda wajib melupakan teori menulis itu. Bila anda mampu melupakannya, maka anda akan bisa melucu dalam tulisan-tulisan humor segar yang membuat pembaca tertawa terpingkal-pingkal  di depan laptopnya atau gadgetnya yang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline