Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Selaras Rasa dan Karsa dalam Ilmu dan Akhlak Mulia

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sabtu, 24 September 2011, saya diundang untuk menyampaikan tausyiah oleh Badan Penyelenggara sekolah yayasan wanita kereta api (YWKA) di Bandung. Rencananya saya dijemput di tol Jatibening oleh salah satu panitia untuk sama-sama berangkat ke kota Bandung. Namun ternyata acaranya di Jakarta, tepatnya di rumah makan  Handayani Matraman, Jakarta Timur.

Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka acara pertemuan silaturahim idul fitri yang akan dihadiri oleh kepala sekolah, guru, dan karyawan TK, SD, dan SMP YWKA Jakarta. Diperkirakan ada sekitar 100 orang yang akan hadir dalam pertemuan silaturahim ini, sekaligus oleh pengurus yayasan Ibu Dra. Roele Triretnowati.


[caption id="attachment_131899" align="aligncenter" width="448" caption="Sambutan  Acara Silaturahim dari Ibu Dra. Roele Triretnowati"][/caption]

Panitia menaruh harapan agar saya dapat memberikan materi  yang bertalian dengan tugas para tenaga pendidik, dan kependidikan yang mengemban amanah mencerdaskan anak didik agar tumbuh kembang menjadi generasi  muda yang memiliki wawasan keilmuan dan berakhlak mulia, sehingga seluruh insan persekolahan (termasuk pengurus) senantiasa dapat menjadi teladan dalam keseharian, santun tutur kata, dan perilaku. Silih Asah, Asih, dan Asuh kepada sesama.

Adapun tema tausyiah kali ini adalah "SELARAS RASA, DAN KARSA DALAM ILMU DAN AKHLAK MULIA". Sebuah tema yang sangat baik, dan diminta dikembangkan oleh saya selaku nara sumber agar mampu mengkomunikasikannya dengan baik kepada para hadirin.

Terus terang saya bukan ustadz atau guru agama yang mengerti benar tentang seluk beluk masalah  ilmu agama, dan akhlak mulia. Saya hanyalah guru TIK SMP Labschool Jakarta yang kesehariannya mengajarkan materi teknlogi informasi dan komunikasi atau TIK. Juga dosen mata kuliah kewirausahaan di STMIK Jakarta. Tentu menjadi tantangan tersendiri bagi saya untuk mampu menyampaikan tema di atas dengan baik, dan semoga bermanfaat untuk semua hadirin yang hadir.

Sebenarnya nabi Muhammad SAW telah memberikan contoh teladan untuk menjadi pemimpin yang baik kepada kita semua sebagai umatnya. Beliau memiliki sifat kenabian yang terdiri dari Sidiq (jujur), Tabligh (menyampaikan), Amanah (dapat dipercaya), dan Fathonah (cerdas). Dengan sifat kenabian itu beliau telah banyak memberikan contoh kepada kita untuk menjadi pemimpin atau khalifah yang bermanfaat untuk orang banyak, dan berakhlak mulia. Tidak  cepat terpancing emosi, sehingga mampu menjadi makhluk yang sabar.

Makhluk yang sabar adalah makhluk yang mampu menahan emosinya ketika akan marah. Di situlah sebenarnya sehebat-hebatnya manusia yang telah dicontohkan oleh baginda Rasulullah Muhamad SAW. Senantiasa menyambung tali silaturahim dan mampu memaafkan orang yang berbuat tidak  baik kepada dirinya.Itulah akhlak terbaik Rasulullah yang menjadi panutan kita sebagai umatnya.

Nabi Muhammad senantiasa berkata jujur, dan tidak pernah berbohong. Bangsa Arab pada saat itu menjulukinya "al-amin". Orang yang berkata benar, terhormat, dan dapat dipercaya omonganya. Oleh karena itu, setiap kali Nabi Muhammad berbicara, banyak orang yang takjud dan sangat hormat dengan kejujuran beliau dalam menyampaikan pendapat atau berkata-kata. Hampir dalam setiap perkataannya tidak pernah marah atau benci kepada seseorang. Sifat seperti inilah yang semestinya harus dimiliki oleh para guru kita. Mampu berkata baik atau diam, dan senantiasa mengajak para peserta didiknya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Guru harus mampu berkata dan bertindak jujur kepada para peserta didiknya. Satu kata antara perkataan, dan perbuatan.

Nabi Muhammad SAW menyampaikan hal-hal baik yang harus dilakukan oleh manusia didunia, seperti memiliki kerendahan hati dan membuang jauh baju kesombongan yang berada di dalam diri. Bahkan beliau pernah menyampaikan untuk senantiasa berguru atau berilmu pengetahuan sampai ke negeri China. Dengan begitu akan banyak umat Islam belajar berbisnis, dan memiliki pengetahuan luas tentang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dipelajari di negeri China.

Jadi tidak ada pesan rasulullah untuk belajar ke negeri Amerika. Beliau berpesan," Tuntunlah ilmu ke negeri China" atau belajarlah dengan orang China yang berada di benua ASIA. Orang china itu terkenal dengan pandai berdagang, sangat ahli di bidangnya (pakar), dan mampu mengembangkan bisnis kewirausahaan yang mandiri. Sekaligus mampu mempertahankan bela diri dengan ilmu kungfunya yang hebat.Lihatlah para bintang film china seperti Bruce Lee, Jet Lee, dan Jecki Chan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline