[caption id="attachment_119881" align="aligncenter" width="600" caption="Rekrutmen Calon Pengurus OSIS"][/caption]
Sinta mengusap air matanya. Baru saja dia melihat, dan membaca isi amplop yang diberikan oleh panitia rekrutmen OSIS. Sedih sekali rasanya tidak lulus sebagai calon pengurus OSIS. Tapi itulah kenyataan yang harus diterimanya. Berani menelan pil pahit.
Itulah sekelumit kisah tentang rekrutmen calon pengurus OSIS di sekolah kami. Ada yang lulus dan ada yang tidak lulus. Kami harus menerima calon pengurus OSIS yang lolos seleksi sesuai dengan kriteria yang telah kami sosialisasikan dan publikasikan kepada calon pengurus OSIS. Kami terpaksa harus memilih calon pengurus OSIS yang terbaik untuk periode mendatang. Di situlah kami mendidik anak-anak untuk mampu menelan pil pahit. Tidak lulus menjadi calon pengurus OSIS.
[caption id="attachment_119882" align="aligncenter" width="600" caption="Tes Fisik Calon Pengurus OSIS"]
[/caption]
Setiap tahun, sekolah kami mengadakan kegiatan yang bernama Latihan dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS). Kegiatan LDKS ini banyak diikuti oleh siswa yang ingin menjadi pengurus OSIS. Setelah mereka lulus dalam kegiatan LDKS, panitia yang ditunjuk oleh sekolah membuka pendaftaran rekrutmen OSIS.
Panitia rekrutmen OSIS menyeleksi berkas mereka dalam seleksi tahap pertama. Bagi mereka yang lulus di seleksi tahap pertama, maka akan mengikuti seleksi tahap kedua. Di dalam seleksi tahap kedua inilah anak-anak SMP Labschool Jakarta diberikan arahan untuk berani menelan pil pahit. Sebab panitia harus memilih mereka, dan tidak semua calon OSIS yang terdaftar dan lolos tahap seleksi pertama bisa lolos semuanya menjadi pengurus OSIS. Panitia menawarkan kepada mereka untuk memilih menjadi calon pengurus Majelis Perwakilan Kelas (MPK).
[caption id="attachment_119883" align="aligncenter" width="600" caption="Rapat Panitia Rekrutmen OSIS"]
[/caption]
Setelah melakukan seleksi ketat dengan data yang akurat, maka panitia yang terdiri dari dewan guru bersama pengurus OSIS melakukan rapat bersama. Di dalam rapat itu kami saling beragumentasi mempertahankan pendapat. Di dalam rapat tertutup itu, kami meneliti dengan cermat data-data yang masuk dari hasil seleksi. Namun setelah keluar dari ruangan rapat, kami sepakat dengan keputusan rapat. Sebab rapat adalah keputusan tertinggi kami dalam mengambil keputusan.
Nama-nama mereka yang lulus maupun tidak lulus calon pengurus OSIS dimasukkan ke dalam amplop tertutup. Merekapun dibariskan di lapangan sekolah. Hari itu adalah hari diumumkan mereka lolos atau tidak menjadi calon pengurus OSIS.
Ada harap-harap cemas dari mereka. Terlihat wajah-wajah tegang dan ada juga wajah biasa-biasa saja. Mereka sudah siap menerima keputusan rapat. Berani menelan pil pahit meskipun tidak terpilih menjadi pengurus OSIS periode mendatang. Mereka sudah siap menerima hasil keputusan rapat. Apapun hasilnya.
Menangis sebentar itu biasa. Dengan menangis akan sedikit menghilangkan rasa kekecewaan. Itulah yang dialami Sinta. Tidak diterima menjadi pengurus OSIS. Tapi baginya, masih ada cara lain untuk berprestasi di sekolah. Menjadi pengurus OSIS bukanlah satu-satunya jalan untuk meraih prestasi. Masih ada jalan lain yang lebih terhormat untuk diikutinya. Sikap pantang menyerah dan tidak lekas putus asa harus melekat dalam dirinya.