[caption id="attachment_111667" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]
Membaca buku Pertahanan Indonesia karya Pak Chappy Hakim di Pesawat Lion Air Jakarta-Ujung Pandang membuat saya kagum dengan Marsekal TNI-AU (purnawiran) yang satu ini. Beliau membiasakan diri menulis setiap hari, dan kegelisahan beliau tentang pertahanan Indonesia beliau tuliskan dalam buku terbarunya itu. Kebiasaan menulis setiap hari membuat beliau produktif dalam menulis buku, artikel, dan berbagai karya tulis lainnya. Hal itulah yang langsung saya dengar dari sekretaris beliau (kang Dicky) yang mengantarkan bukunya ke sekolah Labschool dimana saya bekerja sebagai seorang guru.
Saya tak hendak meresensi buku pak Chappy Hakim ini. Saya akan meresensinya lain waktu. Sebab baru sampai 4 bab dari 8 bab saya membacanya. Saya akan meresensinya setelah selesai membaca tuntas buku yang bercerita tentang angkatan perang negara kepulauan.
Saya hanya ingin menuliskan betapa menulis setiap hari itu membuat otak kita bekerja dan berolahraga. Olahraga otak yang disebut menulis akan membuat kita mampu berpikir dengan cara-cara ilmiah. Meskipun awalnya kita menuliskannya dengan cara-cara alamiah. Hal itulah yang saya pelajari dari para penulis hebat seperti mas Yulyanto, Mbak Linda Jalil, Kang Pepih Nugraha, dan Mas Aris Heru Utomo.
[caption id="attachment_111666" align="aligncenter" width="560" caption="Saya banyak Belajar Menulis dari Mas Yulyanto, Mbak Linda Jalil, Kang Pepih Nugraha, dan Mas Aris Heru Utomo"][/caption]
Lalu timbullah sebuah pertanyaan. Bagaimana caranya agar bisa menulis setiap hari? Sebab menulis setiap hari adalah pekerjaan semua orang. Setiap orang bisa melakukannya. Hanya saja, untuk menulis sesuatu yang berkualitas butuh sebuah proses yang disebut kreativitas menulis. Kreativitas menulis inilah yang ingin saya tularkan kepada anda para pembaca.
Pertama, agar anda mampu menulis setiap hari, anda harus memaksa diri anda untuk konsisten dan memiliki komitmen yang tinggi untuk melakukan proses menulis. Sebab tanpa itu, anda tak akan mampu menulis setiap hari. Proses menulis itu sendiri dapat anda lakukan di saat baru bangun tidur. Pada saat baru bangun tidur itulah otak anda serasa segar dan ide-ide cemerlang muncul. Namun ketika proses menulis di pagi hari tak bisa anda lakukan, cobalah di saat istirahat kerja. Di saat anda beristirahat makan siang, cobalah sisihkan barang sejenak untuk menulis. Tetapi bila anda tak bisa melakukannya juga, menulislah di saat sebelum tidur. Menulis sebelum tidur seringkali saya lakukan agar mampu menulis setiap hari. Di saat malam hari itulah, saya menuangkan ide-ide atau buah pikiran saya sendiri ke dalam media yang bernama blog. Di media sosial itu, saya membiasakan diri menulis setiap hari. Tentu dengan komitmen yang tinggi dan konsistensi yang terjaga.
Kedua, menulis setiap hari itu seperti belajar bersepeda. Susah pada awalnya. Namun bila berkali kita jatuh dan tak mengeluh, maka kita akan bergembira karena bisa berkeliling kota dengan sepeda. Kita pun senang menggoes sepeda ke sana kemari. Begitupun dengan menulis. Sesuatu yang sulit akan menjadi mudah kalau kita terus berlatih, dan berani mencoba menulis. Jangan malu dan ragu untuk menulis. Tuangkan saja apa yang ada di pikiran. Mungkin kita bisa memulainya dari pengalaman diri sendiri. Lalu pengalaman di sekitar kita. Tulislah yang mudah-mudah saja. Dengan begitu proses menulis akan bertahap menaiki tangga keemasannya.
Ketiga, jangan pernah berhenti menulis. Sesibuk apapun, sempatkan diri kita untuk menulis. Bila tak ada media yang bisa digunakan, kita bisa gunakan secarik kertas dan alat tulis. Menulislah, dan tuliskan segera apa yang ada di pikiran. Dengan begitu proses menulis setiap hari akan terjadi. Tak ada alasan, internet yang terputus atau komputer yang rusak. Semua harus dari kemauan diri untuk menulis. Biasakanlah menulis setiap hari, dan lawanlah kemalasan diri. Bila itu bisa kita lakukan, pastilah proses menulis itu serasa ringan kita dapati.
Keempat, jadilah menulis sebagai sebuah kebutuhan sama halnya kita makan. Kita akan lapar dan kita akan haus bila tak menulis dan membaca hari ini. Dua kegiatan menulis dan membaca akan dilakukan oleh seorang penulis. Bila menulis sudah menjadi sebuah kebutuhan, maka proses menulis akan menjadi kegiatan alamiah seperti halnya kita makan dan minum. Kita akan merasakan kehausan dan kelaparan luar biasa bila tak menulis hari ini. Atau kalau dikatakan secara ekstrim, seperti orang sakau yang terkena narkoba.
Kelima, jadikan menulis setiap hari sebagai kegiatan di bawah alam sadar kita. Bila itu dilakukan, maka kita akan terbiasa menulis setiap hari. Sesuatu yang dilakukan dalam alam bawah sadar kita akan membuat diri ini seperti mendapatkan energi tambahan. Sebab sesuatu yang disukai dan dikuasai karena hobi akan membuat menulis itu serasa nikmat. Kita pun akan merasakan nikmatnya menulis. Alam bawah sadar akan sangat berperan pada seseorang yang mampu menulis setiap hari. Menulis menjadi sebuah budaya atau kebiasaan karena dilakukan setiap hari.
Akhirnya, saya harus menutup artikel ini dengan sebuah pesan bahwa dengan menulis setiap hari akan membuat saya menjadi orang yang dikenal dan terkenal. ”Sehebat apapun kita bila tak mampu menulis, kita belum menjadi apa-apa”, begitulah profesor Conny R. Semiawan pernah mengatakannya kepada saya. Semoga dengan melakukan proses menulis setiap hari, pikiran anda menjadi jernih dan merupakan therapy diri agar menjadi orang yang berarti. Menulislah sebelum mati, agar ada pesan kepada anak cucu tentang apa yang sudah anda lakukan semasa hidup. Hidup ini akan sangat berarti bila kita bermanfaat untuk orang banyak. Oleh karena itu, menulislah setiap hari agar anda dikenang dan memberikan pencerahan kepada orang lain.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H