Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Guru Kognitif Vs. Guru Kreatif

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dalam facebook saya, kang Hadi Samsul mengirimkan note yang sangat bagus sekali. Isinya tulisan Prof Renald Kasali yang berjudul "2 Jenis Guru". Tulisan itu beliau kirimkan ke koran Sindo Kamis, 5 Mei 2011.

Dalam artikel opini itu, ada 2 jenis guru yang beliau tuliskan. Guru Kognitif, dan guru Kreatif. Intinya adalah guru kognitif selalu berpedoman kepada buku, dan sangat patuh kepada "tupoksi". Guru jenis ini biasa disebut guru kurikulum. Sedangkan guru kreatif adalah guru yang sering dianggap aneh dibelantara guru-guru kognitif. Mereka kurang peduli kepada "tupoksi" dan silabus. Mereka sangat toleran terhadap perbedaan dan mengajarkan life skills, bukan sekedar soft skills. Apalagi hard skill. Banyak menggunakan alat peraga karena memori tak hanya ada di kepala, tapi juga ada di seluruh tubuh manusia.

Tulisan pak Renald kasali memang sangat bagus untuk dibaca oleh para guru. Saya sangat suka dengan tulisan beliau yang berjudul pemburu bukan pendidik. Artikel beliau sering saya sampaikan kembali kepada teman-teman guru bila saya diminta menjadi pembicara atau nara sumber.

Saya baca secara mendalam artikel 2 jenis guru ini. Bagi saya tulisan ini sebuah refeksi diri sendiri sebagai seorang guru. Rasanya malu mengakui kalau selama ini saya masih menjadi guru kognitif, dan belum menjadi guru kreatif. Sayapun berusaha untuk memahami lebih mendalam perbedaan guru kognitif, dan guru kreatif dari artikel pak Renald Kasali ini.

Perbedaan guru kognitif dan guru kreatif menurut pak Renald Kasali adalah:

Guru Kognitif:

  • Sangat berpengetahuan
  • Hafal segala macam rumus
  • Banyak Bicara, dan banyak memberikan nasehat
  • Sedikit sekali mendengarkan
  • Bicaranya selalu melebar kemana-mana
  • Hanya Mengajar dengan mulutnya
  • Bangga dengan murid yang mendapat nilai tinggi
  • Bangga dengan siswa yang disiplin belajar
  • Pusat pembelajaran ada di kepala manusia (brain memory)
  • Sangat patuh pada tupoksi, dan cenderung teks book (harus sesuai buku)
  • Menghasilkan siswa ibarat kereta api jabodetabek yang jalannya diproteksi, bebas rintangan
  • Tidak perlu menggunakan alat peraga karena sudah ada buku

Guru Kreatif:

  • Lebih banyak tersenyum
  • Tangan, dan badannya bergerak aktif
  • Menjadi pendengar yang baik
  • Mencari alat peraga untuk menjelaskan sesuatu
  • Jarang diberi kesempatan berbicara
  • Berbuat lebih banyak
  • Guru yang dianggap aneh oleh guru kognitif
  • Kurang peduli dengan tupoksi dan silabus
  • Toleran terhadap perbedaan, dan cara berpakaian siswa
  • Membongkar belenggu siswa yang mengikatnya, dan bukan sibuk mengisi kepala anak dengan rumus
  • Mengajarakan Life Skill
  • Banyak bercerita tentang kehidupan (context) yang dialami anak didik
  • Aktif menggunakan segala macam alat peraga
  • Memori ada di seluruh tubuh manusia dan bukan hanya di kepala
  • Menemukan myelin untuk lokomotif penggerak (muscle memory) yang sangat vital
  • Menggunakan bahasa tubuh, empati, kepercayaan, keterampilan, disiplin diri, dst
  • Mampu membuat alat peraga sendiri
  • Mengajak siswa turun ke lapangan

Saya terkesima beberapa saat lamanya setelah membaca artikel 2 jenis guru. Benar sekali apa yang dituliskan oleh pak Renald Kasali. Sekolah kita masih kekurangan guru kreatif, dan lebih banyak dikuasai oleh guru kognitif. Di negara-negara maju, guru kreatif selalu lebih banyak dari guru kognitif. Mereka mampu membuat generasi muda yang menjadi inovator, entrepreneur, dan CEO besar. Wajarlah kalau negeri ini belum maju, karena belum banyak guru kreatif tercipta di negeri ini.

Akhirnya, saya harus mengucapkan terima kasih kepada sahabat saya kang Hadi Samsul yang telah mengirimkan artikel ini kepada saya di facebook. Berkat membaca artikel ini, saya melakukan refleksi diri dan berusaha untuk menjadi guru kreatif. Terima kasih pak Renald Kasali. Tulisan-tulisan anda begitu menyentuh jiwa dan membawa kami para guru untuk memberikan layanan yang terbaik kepada peserta didik kami. Bagi anda yang belum membaca secara utuh artikelnya, dapat melihatnya di blog http://imam.smp3panggang.sch.id/?p=412.

Salam Blogger Persahabatan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline