Kamis, 12 Mei 2011 saya diundang melalui email oleh panitia peluncuran film "Batas" untuk meliput acara mereka. Acara itu dilaksanakan di Epicentrum XXI, Jl. HR Rasuna Said Kuningan Jak-Sel. Tentu sebagai seorang blogger, saya sangat senang menerima undangan spesial ini. Apalagi saya akan meliput artis-artis terkenal, dan pasti juga akan banyak pejabat publik yang hadir di acara itu. Ternyata dugaan saya benar, dan malam itu saya serasa bermimpi karena bertemu dengan para artis idola saya. Hal yang lebih bersemangat lagi, saya melihat perjuangan seorang guru yang luar biasa di daerah Kalimantan Barat (perbatasan Indonesia-Malaysia).
Ketika sampai di tempat acara sekitar pukul 19.00 WIB, panitia mempersilahkan saya untuk meliput siaran pers yang dihadiri oleh para wartawan media cetak dan elektronik. Banyak sekali para wartawan yang hadir, dan agak menyulitkan saya mengambil gambar. Namun alhamdulillah, berkat bantuan dari mas Akhmad Sekhu (salah seorang kompasianer), saya mendapatkan posisi enak untuk mengambil gambar. Pencarian muka orang pun terjadi. Saya benar-benar serasa menjadi wartawan kagetan malam itu.
Sambil menikmati teh manis hangat, saya ditemani oleh seorang gadis manis yang baik hatinya. Beliau mengizinkan saya mengambil gambarnya. Sayang saya lupa siapa nama gadis manis ini. Semoga cepta eh cepat ngetop seperti mbak Marcella Zalianty yang cantik. Beliau juga menjadi Produser Film Batas ini. Wow! Luar biasa! Pemeran Utama sekaligus produsernya.
Dalam konferensi pers itu Mbak Zalianty yang cantik mengatakan, "Batas yang dimaksud dalam film ini bukan hanya memberikan gambaran tentang apa yang terjadi di perbatasan, tetapi juga menceritakan tentang bagaimana seorang manusia harus menghadapi masalah yang dihadapi dari lingkungan sekitar dan mencoba melewati batasan yang ada dalam dirinya sendiri".
Film batas merupakan sebuah film layar lebar yang terinspirasi dari problematika dan dinamika kehidupan sosial masyarakat desa yang berada di wilayah Entikong, Kalimantan Barat. Film ini bercerita mengenai seseorang yang berdiri diantara batas keraguan, dilema, dan juga antara keinginan pribadi dengan adaptasi di lingkungan yang baru. Film yang disutradarai oleh Mas Rudi Soedjarwo ini memang sangat berkualitas, dan didukung pula oleh aktor dan artis berkualitas seperti Arifin Putra, Ardina Rasti, Jajang C Noer, dan Piet Pagau. Juga ada 2 aktor pendatang baru yaitu Marcell Domits, dan Alifyandra.
Film Batas menyuguhkan cerita dari daerah perbatasan. Film ini terlahir diantara batas keinginan dan kenyataan. Produser film ini mencoba bermain-main dengan kata yang terdiri dari 5 huruf namun dengan pemaknaan yang sungguh luas. Maka batas menjadi menarik karena selain bermain-main dengan kata, juga mencoba mengeksplorasi makna dibaliknya. Film batas akan diputar di bioskop secara serantak mulai 19 Mei 2011.
Film batas memang mempesona. Selain menghadirkan sebuah film yang berani tampil beda, teman saya pak Parjan pun bisa berfoto mesra dengan sang idolanya. Pak Parjan sangat senang sekali bisa bernarsis bareng Mas Piet Pagau pemeran "panglima" dalam film batas. Kalau dilihat aktingnya, sulit dicari lawan main yang sebanding dengannya. Mas Piet Pagau memang aktor yang luar biasa.
Peluncuran film batas ini dihadiri pula oleh pejabat publik seperti Pak menteri Pemukinan Daerah tertinggal yaitu pak Helmy Faisal Zaini. (betul gak ya nulisnya?). Beliau sangat antusias sekali dengan film ini. Beliau datang bersama istri tercinta, dan memberikan sambutan di acara peluncuran film.
Hal yang lebih mengejutkan bagi saya adalah bertemu dengan mas Once yang suara emasnya sangat saya sukai. Penyanyi bersuara emas ini menyempatkan hadir dan diliput media televisi di depan studio 1. Sayapun ikut mewawancarai beliau meski hanya lewat tatapan mata saja.
Hal lain yang sangat menggembirakan adalah bertemunya saya dengan admin kompasiana (Mas iskandar, dan Mas Nurul) ,dan para pemenang lomba blog perbatasan kompasiana, yaitu: